Rabu, 15 Mei 2013

menikah, dia diantara bekerja atau ibu rumah tangga berpenghasilan

selamat ya,, moga jadi keluarga SAMARA.
ya ampuunn cantik bangeeett kamu eniwei,, selamat yaa..
selamat yaa,, akhirnyaa,, semoga cepet dapet momongan..

ketika kamu menikah, apalagi kamu perempuan, kamu akan sangat banyak mendapatkan ucapan - ucapan tersebut diatas...
saya yang sering nyelamatin aja sampai bosan, sekali kali pengen menginovasi kata - kata ucapan untuk menyelamati teman yang menikah...

oohh iya, satu lagi.. kalo baru bikin pengumuman nikah di socmed setelah menikah maka akan banyak komen ataupun mention yang bilang..
lhah, udah nikah aja,, kapan nikahnya? kok gabilang-bilang?
dimana saya paling males kalo dijawab, memang sederhana aja,, dan lagi kalau teman yang pada jauh, ga enak kalo mau ngundang..
darimana dilihatnya sederhana kalo pas nikah keliatan cantik karena dirias, dan tamu yang dateng pada disuguh makan.. preett banget deh kalo ngakunya sederhana..

satu lagi deh preambule nya sebelum masuk ke bab dua,, alias isi..
ada yang lucu lagi ketika saya mengkomen foto after weddingnya temen,,
loh kamu dah nikah? kapan? eniwei, selamat ya,,
dan dijawab,, Yaolooohhhh nduuuttt,,, aku lupaaaaaaaa,,,,,,,,,
udah, gitu doang,, bbm kek, sms kek, ngewasap kek, ngeline kek, mensyen kek, nge DM kek, atau paling ga nginbox fb bilang dan akuin kalo cewek yang gendut - gendut gini, jaman sma pernah nenangin kamu pas kamu lagi di bully cowok - cowok saiko (oke maaf, keterlaluan kalo ini :-D ) ini telah terlupakan dalam daftar maha panjang penerima undangan maha eksklusif dari kamu..
senyum aja deh.. hahahahaha,, loh malah ngakak..


oke,
mari kita masuk ke inti permasalahan..
sesuai judulnya..
diantara bekerja atau ibu rumah tangga berpenghasilan..
kita sebagai manusia memiliki waktu sekitar 24 jam untuk menjalani hari,,
dan karena saya ditakdirkan sebagai wanita,, naluri kewanitaan tentang hal - hal yang mendetail kadang mengusik hati..
katanya ketika wanita bekerja, maka dalam keluarga akan banyak hambatan yang dihadapi, terutama yang disorot adalah mendidik penerus bangsa.. memang inti terbesar dalam komitmen membentuk keluarga adalah ini...

karena saya belum menikah dan hanya bisa membayangkan kehidupan pasca pernikahan.. saya suka bertanya pada diri saya sendiri,, apakah saya ikhlas ketika anak saya tinggal sama pembantu selama setengah hari.. lalu bener ga ya si embak  masakin makanan buat anakku jangan - jangan cuman main vetsin aja nih si mbak.. bener ga ya si mbak ngawasin anakku kalo lagi main jangan - jangan cuma ditinggal sms an.. beneran tidur siang ga ya anakku jangan - jangan cuma boongan bilang iya.. trus kek mana aku bisa jadi sahabat anakku kalo pas saya pulang anakku juga udah capek dan ngantuk,, trus saya ga punya sahabat dong kalo dirumah,, anak jarang ngobrol,,
saya jealous kalo anak saya lebih deket sama si embak.. sudah capek - capek ngeluarinnya,, ehh cuman jadi sahabat orang lain..

boleh kali ya jadi ibu rumah tangga kalo jadi cewek kebanyak mikir kayak ilustrasi diatas.
tapikan ibu rumah tangga identik sama hore - hore pas suami dan anak-anak belum pulang..
tapi sebenrnya kalo niat beneran jadi ibu rumah tangga.. tetep kudu jadi ibu rumah tangga yang pinter..
kalo ga pinter kalo tau tau diboongin orang,, gampang ilang dong harta suami..
trus kalo ga pinter gimana mau ndidik anak jadi gernerasi berprestasi penerus bangsa..
trus kalo ga pinter gimana mau bantu pendapatan rumah tangga dari suami.

ada jalan perenungan panjang,, dan selama ini saya masih belum menentukan dengan mantap..
hanya selalu berusaha menminta ridho Alloh untuk mendampingi diri ini selama melakukan pemantasan,,
agar pada saat menikah,, tak ada lagi keraguan..

aku akan mantap menitipkan hati ini untukmu..
dan aku akan mantap menjalani predikatku sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai macam cara untuk membantumu meringankan menafkahi anak anak kita..
bahkan ketika memang bekerja merupakan jalannya, aku akan tetap menempelkan predikat itu dalam drirku sehingga anakku bukan sahabat orang lain,, bagaimanapun caranya,,


Selasa, 14 Mei 2013

ada sebuah nikmat baru. nikmat ini disebut intelegensi dan istiqomah.

pertama - tama jelas aku akan mensyukuri semua ini. hanya Alloh SWT yang bisa memberikan ini kepadaku.
dan aku yakin pada saatnya nanti anugerah dan piala itu akan jatuh ke tanganku.
akupun sampai bingung, ini namanya muhasabah atau... ataukah menjauhi mendustakan nikmat.
apapun itu, syukurku tak akan pernah putus pada Sang Pemilik segala nikmat..

pernah seorang dosen di kelas memberikan motivasi untuk berprestasi dan cepat lulus dengan mengilustrasikan kembali cerita dalam novel yang sangat terkenal "laskar pelangi" bagaimana seorang yang sangat banyak menghadapi hambatan untuk mendapatkan pendidikan berhasil mendapatkan mimpinya untuk kuliah di Sorborne. 
ironi memang ketika dibandingkan dengan kita,, atau okelah diperkecil penunjukan subyeknya ke "saya",, yang ibarat kata tidak memiliki penghambat seberat si ikal dalam novel laskar pelangi, masih saja memiliki segudang alasan untuk bermalas - malasan sewaktu kuliah dan mengerjakan skripsi.
tetapi kali ini, dan pada saat sekarang,, saya merasa sedang diceramahi oleh Sang Pemilik segala nikmat tentang betapa kayanya ilmu yang saya miliki..
ada suatu cerita tentang anak manusia yang senyatanya memiliki orang tua yang sangat sangat mampu menyekolahkan dirinya bahkan sampai jenjang yang tak terhingga. tetapi, sungguh ironi yang terjadi,, saking sangat precious nya label sebagai "abdi negara" orangtuanya memilih menginvestasikan dana terhadap anaknya untuk mendapatkan cap sebagai abdi negara daripada untuk pendidikan anaknya.
sebentar,, saya ingin mencernanya lagi.. ahh tetapi tetap saja tak masuk akal logika ku..
bahkan ketika kedua orang tua dan saudara saya telah sah dan bahkan telah bertahun - tahun menjadi abdi negara tidak ada pernah terfikirkan untuk mencari cara instan untuk menjadi abdi negara dengan menginvestasikan dana yang begitu besarnya.
dan seperti diingatkan,, telah banyak dana yang dikeluarkan tidak sedikitpun ada hasil cap abdi negara yang didapat oleh anak ini..
kisah ini seakan seperti menarik kata - kata syukur dari dalam mulut saya untuk termuntahkan sebanyak - banyaknya... bahwa salah satu anugerah terindah dari hidup saya adalah lingkungan yang sangat mendukung untuk menuntut ilmu setinggi mungkin.. intelegensia,, insyaAlloh bukan idealisme yang saklek yang saya miliki saat ini.
karena saya berfikir,, contoh diatas adalah idealisme abdi negara yang sangat saklek yang dipuja di keluarga tersebut,, sangat ironi..


menikmati istiqomah atau sedang mendapatkan nikmat istiqomah yaa??
entahlah,, sampai saat ini,, semuanya masih menjadi misteri..
mengapa anak manusia satu ini melepaskan hijabnya dan memilih menjadi wanita super gaul..
tak tanggung - tanggung,, hijabnya yang tergolong "dalam" bisa terhapus oleh lingkungan yang berada disekitarnya..
lagi - lagi lingkungan yang membuat saya sampai saat ini tak habis pikir dan masih menganggap hal tersebut diatas perlu untuk memerintahkan syaraf motorik mulut melafalkan kata WOW..
meskipun saya tidak berhijab yang "dalam" tapi saya masih memiliki si "istiqomah" ini dan semoga Alloh SWT tetap menjadikan dia sebagai jodohku.. apa jadinya jika aku kehilangan si "istiqomah" ini??


diucap lagi yuk kata - kata satu ini "alhamdulillah hirobbil 'alamin"