Kamis, 01 Desember 2011

semuanya terlalu cepat berjalan.

wanita ini duduk di pinggir kolam ikan yang airnya penuh lumut berwarna hijau.
pekat matanya mengingat tentang yang dilewatinya satu minggu ini, sepekat lumut kolam.

suatu saat wanita ini melihat ada yang aneh di folder message facebooknya.
seseorang di seberang benua sana mengiriminya pesan. saya ingin mengenalmu lebih dalam.
singkat, dengan makna yang langsung dapat ditangkap.

dia berada jauh diseberang benua sana, berbeda sekitar 5 jam antara indonesia dengan benua itu.
yang telah mengirimi pesan singkat padanya.
sayangnya hati wanita ini kering untuk hal seperti ini, tak pernah ada seseorang yang pernah mau singgah menyiraminya.
meskipun orang seberang benua ini dengan sekejap menyiraminya dengan literan air, tetap saja wanita ini selalu terjaga.
tak bisa menganggap sesuatu yang disebut cinta lawan jenis akan mudah bersemi, membutuhkan waktu yang panjang,
begitu kata hatinya.

seseorang ini begitu cepat mengatakan cinta, begitu cepat ingin menunjukkan diri pada wanita ini.
sementara wanita ini begitu lemahnya, tak sanggup menerima rangsangan otak yang seolah-olah meneriakkan
"jika kau cepat mendapatkan, maka akan cepat juga dia hilang"
rasanya seperti ingin menangis saja,
jangan berikan ini padaku sementara aku hanya akan melihatnya sekarat lagi.

.... dan ikan di kolam hijau itu menjadi saksi air mata wanita ini menyatu dengan tempat hidupnya


ingin rasanya mengatakan pada seseorang disana,

hai sayangku, yang kita butuhkan hanya proses.
kita bisa karena biasa sayang.
sejujurnya aku ingin sekali mendekapmu erat.
mendekapmu perlahan, bukan serta merta.

mulai dari mendekap kata-kata mu,
mendekap jemarimu, mendekap tanganmu,
lalu merasakan kasih sayangmu
sehingga akhirnya aku bisa memelukmu mesra.


rasanya proses ini terlalu cepat Tuhan.
bilamana diperbolehkan, ijinkan aku merasakan proses selanjutnya.
dan wanita ini berusaha.

...compose message
...to :
...subject : apology


hi jerry,
how are you? hope you are okay.


first, i wanna say sorry to send you an email.


forgive me for being a selfish person by refusing your gift.
it's really a big amount for me, I don't have a permanent job,
it's a very large number to me, that's why I reject it, not
because I don't like or don't want to receive your gift.


once again I say thank you for your attention to me.
thank you for all our conversation and thank you for calling me honey.


I was pleased to meet and talk with you Jerry.
I hope our friendship does not break away,
because ALLOH hate his people who break up the connection.
I will always pray and hope you soon get a suitable life partner.


regards.


...send

Sabtu, 16 April 2011

apa yang salah dengan film ini?

sebernarnya malam itu saya tidak terlalu antusias untuk berangkat ke bioskop, tetapi rasa penasaran saya yang menggebu-gebu bisa menggerakkan kaki dan tangan ini untuk tetap berangkat ke bioskop.

pukul 19.55, Studio 21 Ambarukmo Plaza Yogyakarta.
adegan pertama film ini dimulai dengan pernyataan bahwa kisah yang nantinya akan dicerirtakan merupakan kisah nyata dengan background video yang memperlihatkan sebuah patung apik di depan gereja, sayangnya ada gagak hitam bertengger disana.
selanjutnya adegan adegan memperkenalkan siapa saja pemeran yang ada film ini. berbagai rangkaian adegan sangat terasa seperti nyata, seperti memang terjadi di kotanya sana di Semarang. logat jawa, umpatan berbahasa jawa, dan logat keturunan cina yang mengundang gelak tawa. suasana perkampungan, suasana masjid, gereja, dan restoran cina semua seperti nyata.
tidak mungkin saya menceritakan semua adegan dalam film ini satu persatu. tetapi berbagai klimaks yang menyebabkan airmata saya meleleh tanpa permisi ingin saya ceritakan disini.

Tan Kat Sun (Hengky Sulaeman), keturunan cina tionghoa yang sudah tua, anaknya Ping Hen (Rio Dewanto) pun meneruskan usaha ayahnya, Restoran Kanton. Ping Hen yang masih muda dan emosional melanggar peraturan yang selama ini telah ditetapkan ayahnya. yakni selama lebaran, restoran tutup sampai lima hari kedepan untuk menghormati pegawainya yang mayoritas muslim, tetapi karena merasa pada saat saat lebaran itulah banyak keuntungan yang dapat diraih. otomatis Menuk (Revalina S Temat) sebagai salah satu pewagai di restoran ini pun tak bisa merayakan lebaran dengan bebas. Soleh (Reza Rahardian) sebagai suami Menuk merasa terganggu dengan peraturan baru ini, dia datang dengan serombongan orang untuk menghancurkan restoran dan tak sengaja kayu soleh pun mengenai Tan Kat Sun yang langsung ambruk saat itu juga. literan air mata meleleh tanpa ampun, kaca kaca restoran pecah. tanpa dikomando, pipi saya telah basah dengan dua bulir air mata.

tak pelak Menuk tak mau berbicara dengan Soleh sampai pada perayaan hari natal di gereja. Restoran Kanton selalu menjadi katering terpercaya yang menghandle kebutuhan makanan para pengurus gereja. Menuk pun sibuk, sementara itu Soleh juga sibuk di tempat yang sama sebagai anggota banser NU yang ikut berpartisipasi dalam menjaga keamanan gereja. malam itu berkali kali soleh meneriakkan maaf kepada menuk dari luar pagar gereja tetapi menuk tak menggubrisnya karena kesibukannya. merasa tak digubris soleh kembali bekerja, menjaga kemanan. saat itu soleh mencoba masuk dalam ruangan misa di gereja. dan secara tak sengaja menemukan bom waktu. kaget, karena sebagai anggota baru, soleh tak banyak mengerti tentang mengatasi masalah seperti ini. ia lari keluar menjauh dari gereja dengan terus membawa bom tersebut di dadanya. saat meledak, seisi bioskop terdiam. tangisan menuk mengkomando kelenjar airmata ku untuk kembali memproduksi airmata.

bukankah film ini begitu indahnya. mengapa juga harus mempermasalahkan tentang paham paham tak penting. tidak semua penonton akan menyimpulkan dengan apa yang selama ini dikhawatirkan. film ini lebih mengedepankan realitas kehidupan beragama di negara kita.

Kamis, 17 Maret 2011

aku melihat eskrimku meleleh

Friday, 18-03-2011
00.30

betapa sebuah pertemanan merupakan sebuah obyek yang global.
dan bagiku itu sebuah lelehan eskrim coklat yang tetap manis ketika lelehannya dimasukkan ke mulut.


ketika itu tadi, sekitar jam 11.00 siang.
MANDA melangkah gontai tetapi tersungging senyum indah di bibirnya. setelah mendengar "sudah ini kamu revisi, kamu bisa maju ujian.". hampir dua jam tepat si manda berada di ruangan dosennya yang awalnya pengap itu. cecaran pertanyaan yang sempat membuatnya tak berkutik selama beberapa menit, berkali-kali, mulutnya benar-benar terkunci, klakep. manda tak berkutik ketika hubungan antara teori dan obyek penelitiannya dipertanyakan. tetapi sang dosen yang baik hati dan suka menolong ini pada akhir kebuthekan manda selalu memberikan solusi indah bagai angin AC dengan tingkat fan maksimal, mode pendingin cool, dan pengatur suhu pada level 16 derajat Celcius pada ruangan pengap yang hanya dibatasi sekat pembagi ruang.

Pada jarak sekitar 250 meter dari ruangan dosen pembimbing manda,
si KIKY, sedang bersama partner asisten praktikumnya seperti sedang tersetrum semangat juang pahlawan perebut kemerdekaan di era 1945an. cecaran konsep selama satu SKS tentang pengukuran terestrial yang dilanjutkan dengan teknis pelaksanaan pengukuran tersebut di lapangan yang tak lain dan tak bukan adalah di bumi tempat kita berpijak. terlalu luas jika menyebut bumi, mereka hanya berkutat pada sebidang tanah kosong berpasir pada ujung selatan timur kompleks kampus. si partner bukannya tak mau ikut-ikutan tersetrum semangat 45 si kiky tetapi dia memang merupakan mahasiswa yang taat aturan, bahkan aturan agama yang sekarang ini sering ditawar-tawar oleh manusia, dia tetap tegak lurus berdiri pada tiang agama sehingga ketika harus mengobrol dengan kiky hanya untuk urusan praktikum, dia harus menundukkan pandangannya.

kamar kos berukuran 5x5 meter berjarak 250 meter radius jalan Arteri Yogyakarta
WIDHI sedang mencoba membereskan kamarnya yang selalu berantakan sejak kakaknya yang sangat rajin bangun pagi lantas wudlu lantas solat subuh lantas minum susu dan MERAPIKAN KAMAR tak lagi tinggal sekamar dengannya karena kakaknya telah lebih dulu lulus (ya iyalah, secara kakaknya kan lebih tua..). widhi membenahi letak tiap barang yang ada di kamar itu, mengembalikan tiap barang tersebut ke tempat semula, menyapu kamarnya. setelah selesai widhi memperhatikan kamarnya lagi, masih kotor pikirnya. merasa gagal dengan ritualnya beres-beresnya widhi lantas mandi dan mencuci baju-baju kotornya.

PUKUL 16.30 WIB di warung sebelah kamar Widhi.
Manda, Kiky, dan Widhi memutuskan untuk mencari cemilan di kaki lima sepanjang jalan Arteri lain di Kota Yogyakarta. hujan rintik-rintik tidak mengurangi semangat ngemil mereka. mereka memulai perjalanan di supermarket baru di depan gedung bioskop yang baru juga. lanjut membeli lumpia dan kue lekker di pinggir jalan yang masih sejajar dengan supermarket dan gedung bioskop. karena si widhi sedang berpuasa sunah hari kamis, maka manda dan kiky menghormati widhi untuk ngabuburit dulu dengan masuk toko tas paling yahud di Indonesia dan toko busana muslim paling keren di Yogyakarta. maksdunya juga agar bisa numpang solat magrib di musola toko busana muslim ini. perjalanan ini ditutup dengan warung seafood dan curhatan dari masing-masing ketiganya.

dan semua asa, semua tawa, serta keluh kesah meleleh bagai eskrim yang dibiarkan begitu saja. meleleh tanpa terpaksa tetapi masih manis ketika telah menjadi lelehan sekalipun.

Selasa, 15 Maret 2011

sekedar untuk dibagi = just anything to share

sudah lama tangan ini gak nyentuh dan ngutek-utek blog ini.
saking banyak nya hal-hal indah yang udah terlewati jadi bingung mau dimulai darimana.

yasudah, nyritain hari ini saat ini aja deh,,
detik ini, aq sedang ngetik dengan ditemani lagu-lagu dewi lestari satu album, RECTO VERSO.

semalam aq bertemu dengan temanku, sahabatku, dia bercerita tentang segala permasalahan yang sedang dialaminya,, tentang sebuah pilihan hidupnya. tentang mimpinya yang harus terhenti. tentang kebahagiaan orang lain. dan tentang dirinya.

kemarin, aku ke pasar hewan, membeli 6 ekor ikan kecil-kecil lucu. sudah empat tahun yang lalu sejak aq menginjakkan kaki ke tanah Yogyakarta Hadiningrat ini untuk mempunyai peliharaan ikan dengan akuarium kecil. tapi entah mengapa baru kemarin kesaimpaian. mereka berenam sedang hidup bahagia di tempat barunya dengan mahluk lain sebuah "hidrilla" di tengah akuarium.
mereka cantik.

dan sekarang,, energiku seperti kesetrum gara-gara membaca novel "5 cm" nya Donny Dirgantara. novel yang berkali-kali ditawarkan untuk dipinjamkan padaku tetapi aku terus saja menolak dengan alasan, "covernya gak menarik ah, jelek, item lagi. aku kan benci warna item."
mulai hari ini, segala mimpiku tergantung bebas sejauh 5 cm di depan keningku sehingga setiap detik aku melihatnya dan tak pernah mangkir dari mataku sedikitpun.
yang kubutuhkan dalam meraih mimpi-mimpiku adalah kaki yang lebih lama berjalan, tangan yang lebih banyak bekerja, otak yang lebih lama berfikir, dan mulut yang selalu berdoa.

:D

Kamis, 20 Januari 2011

Inspiring Woman In a TrainStation. :D

Sabtu pagi yang cerah, tapi sayangnya badanku tak begitu cerah karena memang semalam aku hanya tidur tak lebih dari empat jam. Dan paginya harus sudah menunggu kereta yang akan membawaku ke kota seberang.
Terlalu pagi aku sampai di stasiun, menunggu, 30 menit aku menunggu kereta ku datang. Aku berdiri di pegangan peron jalur dua. Karena biasanya keretaku akan melintas di jalur ini. Sebelum keretaku datang, kereta ekonomi jurusan jakarta-solo lebih dahulu berhenti untuk menurunkan penumpang di stasiun ini. Kereta ini tepat berhenti di depan tempatku berdiri. Bau pesing kamar mandi kereta menghantam udara disekitarku bersamaan dengan ratusan penumpang kereta yang berdesakan turun dari kereta. Kotor sekali kataku dalam hati. Bau pesing, bau rokok, bau keringat semua bercampur membentuk satu senyawa gas yang hampir merasuk mengganggu otakku. Tapi aku tak bergeming sedikitpun, aku tetap ingin mengabadikan kajadian ini dengan sorotan mata yang seterusnya kurekam dengan baik di benakku.
Segera setelah penumpang turun, beberapa ibu-ibu perkasa dengan baju seperti kebaya dan dipadu dengan kain sigap mengangkat baskom berisikan nasi bungkus, ayam goreng, dan sambal lalu menaruhnya di atas kepala mereka. Pada baskom tersebut tertuliskan “nasi ayam 4000”. Begitu murahnya nasi ini pikirku dalam hati. “Nasi ayam nasi ayam nasi nasiii....”. Suara itu begitu menyentuh hatiku, entah mengapa aku begitu melow pagi ini. “buk, nasi ayam dua bungkus” kata salah satu penumpang pada ibu penjual nasi ayam ini. “oh nggeh mas.” Sahutnya cepat sembari menurunkan baskomnya dan cekatan membuka bungkusan nasi serta memasukkan ayam dan sambal kedalam bungkusan tersebut lalu dibungkus kembali, sekali lagi kulihat tangan tua itu melakukan adegan yang sama untuk bungkus kedua. Setelah selesai melayani pembeli, uang pun didapat.
Ketika aku mencerminkan ini pada diriku, aku tak kan mungkin memiliki keinginan segigih sekuat ibu ini. Ibu-ibu ini begitu gigihnya membantu suami mereka mencari nafkah. Keuntungan perhari yang mereka terima tak seberapa, tetapi mereka tetap berusaha dan terus berusaha. Jauh berbeda denganku yang malas karena selalu bergelimang kecukupan. Ingin rasanya mencontoh kegigihan mereka, meskipun mereka bukan seorang “inspiring woman” yang sering disorot di media tetapi mereka memiliki kegigihan, ketangguhan dan keseriusan yang tak jauh dari mereka yang sering disorot media. Mereka memang orang pinggiran yang tak banyak mendapat perhatian, tetapi dari merekalah seharusnya kita bisa berkaca dan mencontoh, karena kesederhaan jelas melekat kentara di diri mereka.