Kamis, 17 Maret 2011

aku melihat eskrimku meleleh

Friday, 18-03-2011
00.30

betapa sebuah pertemanan merupakan sebuah obyek yang global.
dan bagiku itu sebuah lelehan eskrim coklat yang tetap manis ketika lelehannya dimasukkan ke mulut.


ketika itu tadi, sekitar jam 11.00 siang.
MANDA melangkah gontai tetapi tersungging senyum indah di bibirnya. setelah mendengar "sudah ini kamu revisi, kamu bisa maju ujian.". hampir dua jam tepat si manda berada di ruangan dosennya yang awalnya pengap itu. cecaran pertanyaan yang sempat membuatnya tak berkutik selama beberapa menit, berkali-kali, mulutnya benar-benar terkunci, klakep. manda tak berkutik ketika hubungan antara teori dan obyek penelitiannya dipertanyakan. tetapi sang dosen yang baik hati dan suka menolong ini pada akhir kebuthekan manda selalu memberikan solusi indah bagai angin AC dengan tingkat fan maksimal, mode pendingin cool, dan pengatur suhu pada level 16 derajat Celcius pada ruangan pengap yang hanya dibatasi sekat pembagi ruang.

Pada jarak sekitar 250 meter dari ruangan dosen pembimbing manda,
si KIKY, sedang bersama partner asisten praktikumnya seperti sedang tersetrum semangat juang pahlawan perebut kemerdekaan di era 1945an. cecaran konsep selama satu SKS tentang pengukuran terestrial yang dilanjutkan dengan teknis pelaksanaan pengukuran tersebut di lapangan yang tak lain dan tak bukan adalah di bumi tempat kita berpijak. terlalu luas jika menyebut bumi, mereka hanya berkutat pada sebidang tanah kosong berpasir pada ujung selatan timur kompleks kampus. si partner bukannya tak mau ikut-ikutan tersetrum semangat 45 si kiky tetapi dia memang merupakan mahasiswa yang taat aturan, bahkan aturan agama yang sekarang ini sering ditawar-tawar oleh manusia, dia tetap tegak lurus berdiri pada tiang agama sehingga ketika harus mengobrol dengan kiky hanya untuk urusan praktikum, dia harus menundukkan pandangannya.

kamar kos berukuran 5x5 meter berjarak 250 meter radius jalan Arteri Yogyakarta
WIDHI sedang mencoba membereskan kamarnya yang selalu berantakan sejak kakaknya yang sangat rajin bangun pagi lantas wudlu lantas solat subuh lantas minum susu dan MERAPIKAN KAMAR tak lagi tinggal sekamar dengannya karena kakaknya telah lebih dulu lulus (ya iyalah, secara kakaknya kan lebih tua..). widhi membenahi letak tiap barang yang ada di kamar itu, mengembalikan tiap barang tersebut ke tempat semula, menyapu kamarnya. setelah selesai widhi memperhatikan kamarnya lagi, masih kotor pikirnya. merasa gagal dengan ritualnya beres-beresnya widhi lantas mandi dan mencuci baju-baju kotornya.

PUKUL 16.30 WIB di warung sebelah kamar Widhi.
Manda, Kiky, dan Widhi memutuskan untuk mencari cemilan di kaki lima sepanjang jalan Arteri lain di Kota Yogyakarta. hujan rintik-rintik tidak mengurangi semangat ngemil mereka. mereka memulai perjalanan di supermarket baru di depan gedung bioskop yang baru juga. lanjut membeli lumpia dan kue lekker di pinggir jalan yang masih sejajar dengan supermarket dan gedung bioskop. karena si widhi sedang berpuasa sunah hari kamis, maka manda dan kiky menghormati widhi untuk ngabuburit dulu dengan masuk toko tas paling yahud di Indonesia dan toko busana muslim paling keren di Yogyakarta. maksdunya juga agar bisa numpang solat magrib di musola toko busana muslim ini. perjalanan ini ditutup dengan warung seafood dan curhatan dari masing-masing ketiganya.

dan semua asa, semua tawa, serta keluh kesah meleleh bagai eskrim yang dibiarkan begitu saja. meleleh tanpa terpaksa tetapi masih manis ketika telah menjadi lelehan sekalipun.

Selasa, 15 Maret 2011

sekedar untuk dibagi = just anything to share

sudah lama tangan ini gak nyentuh dan ngutek-utek blog ini.
saking banyak nya hal-hal indah yang udah terlewati jadi bingung mau dimulai darimana.

yasudah, nyritain hari ini saat ini aja deh,,
detik ini, aq sedang ngetik dengan ditemani lagu-lagu dewi lestari satu album, RECTO VERSO.

semalam aq bertemu dengan temanku, sahabatku, dia bercerita tentang segala permasalahan yang sedang dialaminya,, tentang sebuah pilihan hidupnya. tentang mimpinya yang harus terhenti. tentang kebahagiaan orang lain. dan tentang dirinya.

kemarin, aku ke pasar hewan, membeli 6 ekor ikan kecil-kecil lucu. sudah empat tahun yang lalu sejak aq menginjakkan kaki ke tanah Yogyakarta Hadiningrat ini untuk mempunyai peliharaan ikan dengan akuarium kecil. tapi entah mengapa baru kemarin kesaimpaian. mereka berenam sedang hidup bahagia di tempat barunya dengan mahluk lain sebuah "hidrilla" di tengah akuarium.
mereka cantik.

dan sekarang,, energiku seperti kesetrum gara-gara membaca novel "5 cm" nya Donny Dirgantara. novel yang berkali-kali ditawarkan untuk dipinjamkan padaku tetapi aku terus saja menolak dengan alasan, "covernya gak menarik ah, jelek, item lagi. aku kan benci warna item."
mulai hari ini, segala mimpiku tergantung bebas sejauh 5 cm di depan keningku sehingga setiap detik aku melihatnya dan tak pernah mangkir dari mataku sedikitpun.
yang kubutuhkan dalam meraih mimpi-mimpiku adalah kaki yang lebih lama berjalan, tangan yang lebih banyak bekerja, otak yang lebih lama berfikir, dan mulut yang selalu berdoa.

:D