Senin, 26 Juni 2017

karena meme "kapan nikah" sudah sangat mainstream, jangan malas baca.! :-D

muka saya sudah mulai ga beres. pandangan kesana kemari, sejauh mata memandang cuma ada jalanan sebesar kaca jendela, jok kursi, spion tengah lengkap dengan gantungannya, dan dua orang lelaki yang bercakap bergurau. guarauan dan percakapannya ga terlalu jelas saya dengar karena bersahutan dengan lagu dangdut Rhoma Irama. 
bentuk bibir sudah mulai setengah lingkaran ke bawah.
scrolling scrolling IG tanpa melihat ataupun membaca caption tiap postingan.
akhirnya dikunci hp nya, beberapa detik kemudian dibuka lagi kunci nya, lihat jam dan dikunci lagi,,
diulang ulang terus sampai akhirnya dua orang lelaki di jok depan bertanya..
"Mbak Dian kok ga ada suaranya?"
saya kaget, "hah?" "eng, ini Mas, saya ga ngerti lagunya" "dan pesawatnya terbang 45 menit lagi Mas."
.
setengah detik kemudian, lantunan lagu mati dan kecepatan mobil ini langsung naik dratis.
sampai di antrian mengular portal parkir mobil terminal 1A bandara Soekarno Hatta, tas ransel merah di sebelah saya langsung saya sambar tanpa ampun dilanjut dengan membuka paksa pintu mobil sambil berkata "Mas, tinggal 40 menit lagi nih, aku turun sini aja ya, matursuwun dah diantar."
BRAK pintu mobil dibanting paksa dan saya pun berlari sampai pemeriksaan xray dan ditambah dengan meminta untuk tidak ikut antrian checkin.
.
nafas saya hampir putus, tas ransel saya sudah terlempar-lempar di punggung saya demi ketidakhangusan tiket saya, dan petugas checkin maskapai berkata "santai Mbak, pesawatnya terlambat satu jam." itu rasanya bagai disambar petir di sore hari.
.
yaelah...
.
yasudahlah.
jalan santai, nyari sesuatu yang bisa diminum dan duduk manis di waiting room,,
.
19.00
mata saya sudah tidak bersahabat, dan kursi penumpang di pesawat itu merupakan kasur ternikmat yang selalu berhasil membuat tidur saya berkualitas.. hehehe..
tapi belum juga terpejam mata ini, selesai demo keselamatan oleh pramugari terdengar pengumuman bahwa pesawat ini sudah dalam keadaan siap terbang tetapi belum mendapat izin memakai landasan.
saya tersenyum simpul dan akhirnya membenarkan posisi tidur saya agar mendapat posisi tidur paling nyaman selama satu jam kedepan.
.
.
.
.
.
Takbir berkumandang bersahut-sahutan.
Tandanya berakhir bulan puasa, besok solat Ied.
tak ada yang istimewa tahun ini, hanya saja waktu tempuh mudik saya lebih panjang daripada sebelumnya, dengan sahur terakhir yang sangat singkat karena harus sahur terburu-buru karena tiba di Solo tepat satu jam sebelum waktu imsak.
.
Halal bihalal paling pertama setelah solat Ied adalah halal bihalal di keluarga besar Eyang Kakung (Kakek) saya. disitu saya akan bertemu dengan semua orang yang akhirnya terikat hubungan persaudaraan dengan saya karena kita semua memiliki pendahulu yang sama.
Kami tak terlalu saling sapa, tapi konon kakek buyut dari setiap kakek buyut kita sama. Well, buyutnya buyut kita, bahkan kita semua sama sama belum pernah melihat wajah buyut kita.
jadi begitulah ketika berkumpul, tak saling kenal tapi sebenarnya bersaudara. 
.
acara utama halal bihalal ini adalah sungkeman ke eyang eyang dan bersalam salaman dengan semua orang yang ada di rumah ini. tradisi sungkem itu dimana kamu sebagai manusia yang lebih muda duduk setengah jongkok di depan orang tua yang duduk di kursi sehingga posisi orang tua lebih tinggi daripada kita lalu kita akan meminta maaf atas semua kesalahan yang kita perbuat. selesai dari orang tua satu dan kamu harus berpindah ke orang tua lain dengan tetap jongkok, yup, berjalan sambil jongkok dan mengulangi prosesi diatas sampai deretan orang tua yang duduk di kursi habis.
.
pada orang tua ketiga, ada seorang eyang Putri yang sangat mengenal Papa Mama ku dan dengan mudah beliau mengenaliku. selesai mengucap permintaan maaf, beliau menimpali, "ndang nikah nduk, ndak keduwuren lehmu sekolah marakne angel golek bojo." dan saya tersenyum simpul.
bagi yang tidak tahu artinya terjemahan kata - kata eyang saya adalah : segera menikah nak, sekolahmu sudah terlalu tinggi, itu bikin kamu susah dapat suami. yay, dan saya tersenyum lagi.
.
.
.
.
.
senyum tipis penuh makna saya itu tidak jauh beda dengan ketika mendengarkan pengumuman dari awak kabin pesawat bahwa pesawat yang saya tumpangi sudah siap berangkat tetapi belum mendapatkan izin menggunakan landasan. 
.
keduanya membuat saya sama-sama tersenyum karena keduanya berhubungan. karena menurut saya, bukan karena pendidikan tinggi saya yang membuat susah dapat suami tetapi semua ini hanya soal izin.. izin dari yang maha kuasa untuk memakai landasan menuju pelaminan.
image pendidikan saya yang tinggi hanya persepsi manusia, budaya, oke, budaya bukan suatu hal yang salah karena sejatinya sebuah persepsi ataupun sebuah budaya terbentuk karena interaksi manusia. dan manusia berinteraksi karena kehendak Allah.
lalu apa yang bisa kita lakukan ketika itu memang telah menjadi kehendakNya?
.
oke then, saya memaklumi apa yang menjadi budaya, karena memang faktanya saya telah memiliki gelar master. tapi lalu, apa kabar dengan teman teman saya yang setelah lulus S2 dan dia langsung menikah? lalu apa dapat dibilang untuk anak dosen saya yang sudah mencapai gelar Doktor dan tidak ada satu tahun setelahnya dia menikah dengan seorang lelaki yang telah melamarnya? 
lalu apakah seperti ini gelar Master dan Doktor menjadi penghambat jodoh?
.
lalu selanjutnya mengapa disandingkan dengan landasan pesawat?
perhatikan, bahwa pesawat yang saya tumpangi sebenarnya telah siap lepas landas, tetapi apa daya si pilot karena tidak mendapat izin dari pengawasan landasan maka memang pilot tidak akan memakai landasan untuk lepas landas, karena apa? karena pengawas landasan mengetahui bahwa jika pesawat ini tetap memakai landasan maka akan terjadi tabrakan dengan pesawat lain baik yang akan lepas landas ataupun yang akan mendarat.
.
singkatnya, menikah dan jodoh hanyalah masalah waktu, manusia sama seperti awak kabin dan pilot yang sudah berusaha tepat waktu sesuai jadwal penerbangan mempersiapkan segala kebutuhan lepas landas dan kebutuhan selama penerbangan tetapi jika memang jalan yang akan digunakan belum siap maka tidak pernah akan bisa lepas landas. penumpang gelisah karena pesawat tidak segera lepas landas? iya benar, sama seperti persepsi kegelisahan gelar master sebagai penghambat jodoh, tetapi akhirnya pilot mengumumkan keadaan sebenarnya bahwa ini cuma masalah waktu, dimana pesawat ini sudah siap untuk lepas landas tetapi belum mendapat izin untuk menggunakan landasan. ketika penumpang punya pilot untuk menghilangkan kegelisahan lalu saya punya siapa untuk menenangkan diri saya sendiri? saya punya diri saya sendiri untuk selalu memberikan pikiran positif tentang apa yang saya alami.
sombong? karena menganggap saya bisa selesaikan masalah saya sendiri? itu makanya kamu tambah susah dapat jodoh, tidak bisa tergantung pada lelaki, terlalu mandiri. pemikiran apa lagi ini? pemikiran bahwa perempuan harus lemah, harus tergantung pada lelaki? (saya tidak akan bahas disini, terlalu panjang nantinya blog ini, saya akan bahas lain waktu)
.
.
.
.
saya tidak sombong, karena apa? karena saya memiliki pemikiran positif itu berasal dari pencipta saya. agaknya lebih terkenal dengan berserah setelah melakukan segala usaha. come on, galau soal jodoh berkepanjangan akan membuat selalu menyalahkan keadaan dan menyalahkan keadaan adalah menyalahkan takdir Allah. kalau selalu menyalahkan takdir Allah, berarti tidak bersyukur, lalu bagaimana Allah akan memberikan apa yang kita inginkan ketika kita tidak bisa mensyukuri apa yang telah kita terima?
.
.
.
.
just asked yourself then.. 

Jumat, 26 Mei 2017

orang keren itu tidak selalu diantar mobil dengan supir pribadi

bapak ini turun dari mobil dengan pintu gesernya. bajunya rapi, motif batik dengan lengan panjang ditambah celana panjang bahan kain berwarna hitam. dia berjalan menuju pintu kaca dengan pegangan besi, kadang dia dorong sendiri pintu itu melalui pegangan besi itu tetapi seringnya sebelum dia lewat pun sudah ada seseorang lain yang juga berbaju rapih hitam hitam dengan peluit tergantung di lengan kirinya tergopoh-gopoh berlari kecil maksudnya berusaha secepat mungkin membuka pintu agar si baju batik dapat masuk tanpa harus membuka pintu.

si baju batik pun mengucap salam dan selamat pagi kepada setiap anak muda yang seperti tanpa dikomando berdiri dan memberikan senyum kepada si baju batik untuk membalas ucapan salamnya. sampailah bapak berbaju batik ini di ruangan dengan desain interior kantor serba eksklusif lengkap dengan ruang tamu mini untuk menerima tamu, dia duduk menghela napas mengambil beberapa file dokumen lalu membacanya sebentar dengan penuh teliti dan di halaman terakhir dia membubuhkan tanda tangan.
gagang telepon di ujung meja diraihnya dan mulai berbicara dengan perempuan di seberang telepon tersebut dan tak sampai lima menit si perempuan datang mengetuk pintu meminta izin untuk memasuki ruangannya dan berkata "ruangan meeting sudah siap Pak." dan dijawab dengan anggukan serta sodoran file yang telah di tanda tangani.

sudah sejak lima menit yang lalu saya duduk di ruangan luas ini dengan dua orang lainnya, meja panjang yang dapat memuat 12  kursi melingkari meja ini. selanjutnya mulai berdatangan 2 sampai 5 orang lain ke ruangan ini, ritualnya sama, memberikan salam, bersalaman dengan yang muhrim, ngobrol ringan, lalu tertawa renyah. dan 8 orang di ruangan ini seperti dikomando berdiri dan membalas salam dari bapak berbaju batik yang masuk ke ruangan, dan seperti biasa, yang merasa muhrim berlomba untuk menyalami bapak berbaju batik ini, obrolan basa basi super ringan terjadi selama kurang lebih 5 menit dan berakhir dengan doa pembuka majlis oleh salah seorang laki - laki dari 8 orang.
satu persatu dari 8 orang mempresentasikan dan membahas setiap apa yang perlu dibahas dan si bapak berbaju batik akan memberikan kesimpulan dari hasil pemikirannya. setiap bagian dia dengarkan satu persatu, seketika terjadi persinggungan diantara bagian solusi lah yang akan dia tawarkan agar perdebatan tidak melulu menghabiskan waktu. cara berfikir dan jawaban yang dia lontarkan singkat padat dan jelas.
dia keren, karena dia adalah leader bukan boss setidaknya karena dia mau memberikan solusi bagi setiap permasalahan yang ada dimana bentuk penyampaian yang "care" terhadap semua orang di ruangan rapat ini.

---

hari masih gelap, bahkan adzan subuh pun belum berkumandang.
dia sudah siap dengan seragamnya, baju kemeja warna hijau dengan celana bahan warna hitam.
anak anaknya masih terlelap, tetapi dia sudah pamit ke istrinya yang sudah siap siap melakukan rutinitas paginya. senyum simpul dan ciuman ke tangan ke si dia menjadi penanda rutinitas pamitan di awal hari dan dilanjutkan gowesan kaki si dia diatas sepeda gunung warna merah yang membuat lama kelamaan badannya menghilang dari pandangan si istri.
embun di atas beberapa kendaraan yang menginap karena si empunya kendaraan harus lembur dan menginap di kantornya, box kecil yang hanya muat satu kursi dan satu unit PC terintegrasi dengan palang penanda suatu kendaraan diperbolehkan masuk ataupun keluar itupun masih kosong,, belum beroperasi. si bapak dengan baju kemeja warna hijaunya melipir di pinggiran palang dan menuju pos kecil dibawah pohon kersen. pos itu penuh diisi 3 orang yang sedang menonton TV tabung berukuran kecil dengan antena seadanya, 1 orang lain tampak berjaga di kursi luar pos memperhatikan semua keadaan tanah lapang berisi kendaraan. 
seketika si bapak berbaju hijau datang, sambil melontarkan salam dan dibalas langsung dengan salam dan senyum ajakan menyeduh kopi. sampai akhirnya adzan subuh berkumandang, bergantian dari sekumpulan bapak - bapak di pos tersebut solat ke masjid dan sebagian yang lain tetap berjaga. tak lama usai solat subuh, mulai berdatangan beberapa bapak berbaju hijau lainnya dan satu perempuan yang langsung duduk manis di box palang pintu. 
seiring mulai terlihat cahaya, mulai ramailah kendaraan yang antri untuk masuk tanah lapang ini,, bapak berbaju hijau ini mulai sibuk di barisan beberapa motor yang mulai terparkir tak beraturan. orang datang dengan baju super rapih, sepatu mengkilat tapi terkadang sandal jepit, tas ransel dan gantungan kartu yang sejatinya berisi uang. bapak berbaju hijau ini mulai gesit menata motor yang diparkir seadanya oleh si empunya motor karena sudah terdengar peringatan datang kendaraan umum yang bakal mengangkutnya ke Ibukota negara ini. 
saya mengendarai motor matic saya, datang dengan terburu-buru karena selalu terjebak macet di jalanan depan pasar tepat disebelah stasiun kereta komuter jabodetabek. sesampainya di palang, alat yang seharusnya otomatis membuka palang ketika kartu ajaib berisi sejumlah uang ini ditempelkan di mesin dekat palang ini tidak mau membuka otomatis. menggerutulah saya, dengan sigap, perempuan  yang sedari subuh sudah duduk manis di dalam box dengan PC keluar dan menghampiri alat palang tersebut dan ya tidak ada 5 detik palang tersebut terbuka. gerutuan saya berlanjut dengan gerutuan kenapa selalu saja mesin pembaca kartunya tidak berfungsi dan si perempuan hanya diam tidak menggubris gerutuan saya.
sama saja dengan pengendara motor yang lain, perempuan berkacamata ini menaruh begitu saja motornya tanpa merapikan tata letaknya dan langsung berlari ke arah pintu stasiun dan bergegas untuk berdesak-desakan dengan puluhan pengguna kereta komuter lain menuju Ibukota negara.

malam

saya sudah kembali lagi ada di stasiun yang sama dengan pagi tadi. rasa kantuk yang luar biasa ditahan demi mengendarai motor maticnya kembali ke rumah. pendaran mata dengan kekuatan kurang dari 40% mencari samar2 motor. yup di depan sana, motor matic saya ada di sebelah motor yang diduduki bapak berseragam hijau. 
sebentar mencari kunci motor lalu mulai menurunkan motor yang diparkir menggunakan besi tengah. terdengar suara bapak berseragam hijau bertanya, "Kartunya sudah bisa dipakai kan Mbak?" 
dan dijawab dengan ogah - ogahan "kartu apa ya Pak?". Bapak berseragam hijau masih sabar membalas "kmarin kan Mbak kartunya masih eror di komputer, hari ini tadi sudah bisa dipakai kan ya?"
diam satu menit
"oh, iya Pak, kayaknya sih sudah bisa Pak, tp saya hari ini ganti kartu karena yang kmarin dipakai adik saya." dijawab "oh yaudah Mbak syukur kalo sudah bisa dipakai lagi"
"iya Pak, makasih Pak, saya duluan ya Pak." pamitku sambil menghidupkan mesin motor.

ah, Bapak ini tak kalah kerennya dengan si Bapak berbaju batik di ruangan meeting saya pagi tadi yang sukses membuat saya berlari mengejar kereta komuter sehingga bisa sampai lebih awal sebelum si Bapak berbaju batik sampai di ruang meeting. dan seketika di malam hari, muka lelah penuh kantuk seperti muka sayalah yang dilihat Bapak berbaju hijau ini, tak banyak senyum dia terima dari setiap orang yang berpapasan dengannya. 
ratusan orang selalu hanya seenaknya memarkir kendaraannya, mungkin juga beberapa orang menjadi tukang gerutu karena mesin pembaca kartu yang rusak tapi Bapak berseragam hijau ini tetap setia berdedikasi, bahkan sampai mengingat saya dan motor saya. 
dia mengayuh sendiri kendaraannya, lebih kerennya lagi, dia tidak menambah polusi.

tetapi, bukan lalu yang mendapat begitu banyak previelege menjadi kurang baik dibandingkan dedikasi dengan segala keterbatasan,,
tetapi semua orang memiliki porsi peran dalam kehidupan masing-masing,, dan ketika mereka berdedikasi pada perannya masing - masing maka disitulah letak betapa keren nya mereka..

so, lalu, apa peran kamu.?
tidak ada batasan untuk selalu menjadi keren kan.?

Minggu, 14 Agustus 2016

Dan aku melihat tas charles keith di kopaja tanah abang - kampung melayu

genap 10 hari saya menetap di Jakarta.
tapi saya belum menemukan sisi ruang kota ini yang katanya hingar bingar.

jakarta bagi 10 hari pertamaku hanyalah jalan pulang pergi tanah abang dan jalan kebon sirih.
yah mungkin hanya ditambah pasar senen dan kuningan.

saya terlalu malas berjalan - jalan di kota ini.
bagi saya, tidak banyak hal yang menarik di kota ini.
dan senyatanya, kebahagiaan saya saat ini hanya satu.
saat saya bisa SENDIRI tanpa ada satupun manusia yang kepo terhadap saya
dan sok tau pengen ikut ikutan ngurusin urusan saya.
*kok malah curhat yes.? hehehe

kembali ke judul,
let me know, kalo kamu kerja, baju seperti apa yang kamu pakai?
atasan dan bawahan 300 ribuan (yang di diskon as always yah..)
lalu pernah memperhatikan kernet dan supir kopaja.?
baju macam apa yang mereka kenakan saat bekerja.?
bahkan mungkin jika dirupiahkan, harga baju mereka tak ada 25%nya dari baju bekerja kalian..

pernah tau Kuningan kan.?
dengan semua model rumah yang sangat makan ruang di tengah persaingan ruang sangat gila di Jakarta..
di lokasi yang sama, pun, saya melihat sebuah keluarga kecil dengan rumah super simpel dan bisa dibawa
kemana-mana. yes. gerobak dengan anak kecil kegirangan mainan boneka kumal yang ditarik seorang suami dan
didorong istrinya dari belakang..

melihat Jakarta dari sudut pandang pegawai cupu macam saya ini ternyata sangat mudah.
mudah.? atau sayanya yang terlalu cepat menyimpulkan sesuatu.?

saya masih normal kok, se normal pengen punya tas ataupun jam tangan mahal yang mencapai separuh gaji saya.
tetapi saya sangat tergelitik dengan baju kerja yang compang camping dan rumah portable.
naif memang membicarakan kesetaraan, keadilan, kesejahteraan, dan teman teman nya karena memang kesetaraan dan keadilan
memang semu kalo semua sama dan adil tak akan ada persaingan lalu buat apa napas dan badan kalian berkeringat di dunia.?

setidaknya ketika saya terlalu naif dengan menghujat orang kaya yang mengemplang pajak sebagai penyebab utama pekerja
tanpa baju layak dan rumah portable maka saya lebih senang melihat dan menghargai pekerjaan mereka a.k.a peran mereka di
Jakarta.


Bayangkan jika tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang mau (atau terpaksa) menjadi kernet dan supir kopaja.
mungkin si pemakai Charles Keith Handbag bakal koar2 karena setiap hari harus naik ojek ataupun bajaj yang
harganya berlipat-lipat dibanding kopaja.
dan bayangkanlah jika tidak ada lagi masyarakat Indonesia yang mau (atau terpaksa) menjadi tukang sampah,
rumah megah di Jakarta siap2 bau sampah aja ya.

So the point is, hargai semua peran yang ada disekitarmu.
kalaupun mereka ada bukan karena mereka mau tetapi lihatlah dari sisi keikhlasan mereka menjalani perannya.
dan kalaupun jengah melihat mereka yang "mengotori" pemandangan lalu apa yang bisa kamu lakukan untuk membantu
memperbaiki nasib mereka karena percayalah mereka juga ingin punya tempat tinggal yang nyaman dan baju yang layak seperti kalian.

Jumat, 01 April 2016

Konservasi ekosistem mangrove muara sungai Bogowonto berbasis komunitas.

Mangrove merupakan salah satu jenis tanaman yang berada pada wilayah yang memiliki pasang surut air laut. Seperti halnya kawasan pesisir, yang merupakan kawasan tempat bertemu antara daratan dengan lautan. Muara sungai merupakan wilayah tempat terjadinya pasang surut air laut, jenis ekosistem muara sungai atau estuary, dimana mangrove adalah salah satu jenis tanaman yang tumbuh dan hidup di ekosistem ini. Wilayah peralihan seperti muara dan pesisir, tanahnya akan cenderung tidak stabil dan mudah tererosi karena terkena terpaan arus air. Oleh karena tempat hidup mangrove yang berada di wilayah mudah terjadi erosi, disinilah fungsi perakaran tanaman mangrove yang pada dasarnya setiap tanaman membutuhkan media untuk tumbuh sehingga ketika terjadi penggerusan lahan oleh arus air, akar mangrove akan dapat mengurangi laju erosinya. Selain sebagai pengurang laju erosi, ekosistem mangrove berfungsi sebagai tempat pemijahan ikan.
Sungai Bogowonto merupakan salah satu sungai yang melewati Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sungai Bogowonto merupakan batas alam yang memisahkan antara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan  Provinsi Jawa Tengah. Di muara sungai ini terdapat kenampakan ekosistem mangrove asli, dimana keberadaannya bukan karena disengaja ditanam oleh manusia. Tanaman mangrove asli yang berada di wilayah muara Sungai Bogowonto ini adalah jenis Avicennia alba. atau yang sering disebut masyarakat sekitar dengan istilah api–api. Tanaman mangrove jenis ini merupakan tanaman mangrove yang tumbuh zonasi terluar atau zona yang masih terpengaruh oleh pasang surut air laut dengan jenis tanah lumpur karena sering tergenang air laut saat pasang.


gambar tanaman mangrove jenis Avicennia alba atau Api-api

 Selain jenis api – api, jenis tanaman yang ada di sepanjang Sungai Bogowonto yang mendekati muara adalah Rhizopora mucronata. dan Burgueira gymnorrhiza. tetapi kedua jenis tanaman ini merupakan tanaman yang sengaja ditanam oleh masyarakat di wilayah sempadan Sungai Bogowonto. Kedua tanaman ini juga masih termasuk dalam tanaman pada zonasi terluar atau yang sering terkena pasang surut.

Gbr Tanaman mangrove jenis Burgueira gymnorrhiza yang terdapat di estuary sungai Bogowonto. (Dok. Pribadi)


Masyarakat disepanjang sempadan sungai Bogowonto ini sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani. Adapun jenis pertanian yang ada di sempadan timur Sungai Bogowonto ini adalah pertanian lahan kering dan budidaya tambak udang. Dorongan kebutuhan akan lahan pertanian inilah yang akhirnya menjadi penyebab pada awal tahun 1980 an tanaman mangrove terutama yang jenis asli mulai ditebang oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak mengetahui secara detail kegunaan dari tanaman mangrove tersebut. Terlebih tanaman asli jenis api-api memiliki akar nafas yang meluas sehingga bagi masyarakat dengan adanya tanaman ini akan mengurangi lahan yang dapat dimanfaatkan untuk digunakan sebagai lahan pertanian.
Dampak tidak adanya pengikat material lahan adalah laju erosi yang tinggi. Hal inilah yang mulai dirasakan masyarakat yang tinggal di sempandan timur sungai Bogowonto. Oleh karena itu diperlukan kegiatan untuk melindungi dan melestarikan tanaman yang pernah ditebang oleh masyarakat disekitarnya. Konservasi tanaman mangrove di sempadan Sungai Bogowonto sudah beberapa kali dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak. Seperti pada tahun 2012, instansi pemerintah yang seperti Dinas Kelautan, Perikanan, dan Perternakan Kabupaten KulonProgo telah melakukan kegiatan penanaman tanaman mangrove jenis Rhizopora mucronata. Kegiatan penanaman yang dilakukan mengalami kegagalan dikarenakan kurangnya perencanaan dan pengenalan waktu tanam. Waktu tanam dilakukan pada saat arus laut tinggi dan deras sehingga sebagian besar bibit yang ditanam hanyut dan mati.
Dengan pengalaman tersebut, masyarakat diajak untuk merencanakan kegiatan pelestarian tanaman mangrove khususnya di ekosistem estuary muara dan sempandan Sungai Bogowonto. Adapun tahapan kegiatan pelestarian atau konservasi yang dilakukan dengan masyarakat adalah pembibitan, penanaman, dan monitoring. Untuk dapat memelihara tanaman asli yang tumbuh dari lingkungan sempadan Sungai Bogowonto, masyarakat diajak untuk mengambil propagul (buah mangrove) dari tanaman yang telah ada di sepanjang Sungai Bogowonto. Agar lebih mudah untuk tumbuh menjadi bibit, buah mangrove yang telah diambil, disemaikan sehingga pada umur sekitar 3-6 bulan buah telah menjadi bibit yang telah memiliki akar dan daun yang siap tanam. Hal ini perlu dilakukan karena dengan menanam bibit yang telah memiliki akar akan lebih kuat.




Penanaman yang dilakukan juga harus dilakukan dengan perencanaan yang tepat, tentang waktu menanam dan teknik yang sesuai dengan keadaan area penanaman. Pada area ini, masyarakat memilih teknik pelindung tanaman yang kuat dengan sistem anyaman bambu yang dengan tiang yang ditanam kedalam tanah mencapai 2 meter. Dengan metode ini, menurut warga masyarakat dapat mengurangi kekuatan arus air tetapi tetap dapat memberikan rongga untuk keluar masuk air sehingga tanaman tetap mengalami pasang surut.
Proses lanjutan setelah penanaman yang diperlukan adalah memonitoring hasil kegiatan penanaman. Mencari bibit yang mati di wilayah penanaman dan untuk selanjutnya disulam atau ditanami kembali dengan bibit yang baru. Proses ini diperkenalkan ke masyarakat agar untuk selanjutnya, masyarakat dapat mengelola kegiatan konservasi ekosistem mangrove secara mandiri. Dengan proses kemandirian ini juga diharapkan kegiatan konservasi yang dilakukan dapat lebih efisien dan berkelanjutan. Ditambah lagi, dengan berbagai proses yang dilakukan secara mandiri seperti ini akan menumbuhkan rasa kepemilikan akan tanaman mangrove yang telah mereka rencanakan, tanam, dan rawat sendiri.


dimuat dalam bulletin konservasi BKSDA Yogyakarta 

Selasa, 08 Maret 2016

ketika dipertanyakan untuk apa gelar master mu wahai wanita?

okey temans,
ini saatnya saya ngoceh. karena kalo engga ngoceh, kelar otak saya. gabisa fokus sama apa yang sedang saya kerjakan.
anggaplah lagi refreshing selama ngoceh di blog ini.

Semarang,
seminggu lalu, saya harus bolak balik Semarang-Solo demi gelar M.Sc saya yang sudah kayak zombie, mengikutiiii terus di otak hati dan pikiran mending kalo cakep ini nyeremiinn..
== Tear ==

yuhuu,, kontras banget lah sama yang mau dibahas.
shuttle Solo-Semarang PP yang lagi aku fall in love in adalah shuttle yang selalu lewat jalur tol.
lebih murah, ontime, dan banyak yang gatau kalo ini shuttle lebih murah daripada yang udah kondang. jadi yaa, sunyi syehpi syendiri selama perjalanan.
dan yap, saya adalah satu satunya penumpang di shuttle ini.
memilih duduk di belakang pak kusir yang sedang bekerja, mengendali kuda supaya baik jalannya... (oke oke oke, kembali ke leptop)
saya duduk di belakang supir, ini karena saya pengen tidur sebenernya, kalo ambil di row tengah dikira gamau sosialisasi sama supir karena jelas di dalam mobil ini hanya kami berdua. tapi kalo disebelahnya saya takut diajak ngobrol senpanjang perjalanan.
MEEENN.. mata saya lemeesss..

tapi tetap saja, Mas supir akhirnya ngajak ngobrol.
obrolan seputar realita memiliki pasangan memang paling muluuuss untuk bikin obrolan selanjutnya jadi lancar kayak jalan tol. dan benar, si Mas Supir mulai menceritakan tentang pengalamannya dibohongi perempuan sampai pada mantan pacar temannya yang pengen jadi pacarnya.

obrolan berlanjut daaaann... topik bergulir pada salah satu realita.
jadi
begini
Jeng jeeenggg....

"Mbak, temen saya punya gelar SH sekarang nganggur. trus pacarnya tidak mau menikah dengan dia dan pengen menikah dengan saya yang cuma supir."

oke
inilah
realita
negara kita
Endonesah

okey, untuk relita dan dinamikan angkatan kerja diatas, saya akan bahas nanti lagi. kumpulin berbagai macam bacaan dan riset dulu baru berkomentar. karena ini hubungannya se Endonesah Meenn...

back to the point..
topik obrolan berlanjut pada bagaimana si Mas Supir melihat wanita dan gelar yang didapat setelah menyelesaikan sekolah.
baginya, wanita tak penting sekolah tinggi karena buat apa sekolah tinggi kalau akhirnya hanya akan di dapur dan mengurus anak. yang lelaki sarjana hukum saja belum tentu bekerja berbekal gelar sarjananya trus wanita kenapa harus juga sekolah tinggi..?

kontras ya, lagi sumpek2nya nyari data Thesis, ini ada tukang supir nyeletuk kayak gitu. langsung CESSSS... kepala ini rasanya..


okay, mari kita telaah satu persatu.
ngomongin kodrat yuk. kodrat itu semacam takdir. takdir mutlak yang digariskan sama Tuhan. nothing can change..
seperti contohnya, warna daun pohon pisang adalah hijau dan warna awan ketika akan hujan adalah abu menuju gelap. ada manusia yang bisa mengubah warna daun pohon pisang?
so what the red line? ini nih, kodrat wanita. kodrat wanita memasak di dapur? jadi lelaki tidak punya kodrat untuk masak di dapur? lalu apa kabar chef chef di dapur hotel berbintang? lalu wanita yang tidak mau memasak adalah wanita yang menyalahi kodrat?
kedua, kodrat wanita tidak boleh bekerja? nantinya akan menimbulkan fitnah? kalo penghasilannya lebih besar dari lelaki lalu menyalahi kodrat lelaki yang seharusnya mencari nafkah?

saya kira kedua kodrat diatas bukanlah kodrat yang sesungguhnya. kenapa?
karena itu cuma pandangan, cara pandang, iya kamu cara pandang (eh..)
bukankah wanita sama seperti lelaki sebagai manusia yang diberikan waktu 24 jam dalam satu hari? jika seorang wanita ingin melakukan hal lain diluar kegiatan memasak dan membereskan rumah yang positif seperti bekerja apakah salah? selama inti dari membentuk sebuah keluarga tidak dilupakan.
selama si wanita masih bisa mengorganisasi waktunya dengan baik lalu? lalu apa masalahnya? masalahnya hanyalah kemampuan setiap manusia berbeda.
ada yang bisa mengorganisasi dengan baik, dan mungkin, ada pula yang kurang atau belum bisa sehingga ada konflik di beberapa hal. seperti menjadi ketika ada seorang istri yang lupa mengagendakan waktu untuk ngobrol dengan anak dan suaminya, lalu apa yang terjadi? hal ini juga bisa terjadi sebaliknya, ketika lelaki bekerja lupa untuk mengagendakan waktu untuk istri dan anaknya? so whats happen? =jawab sendiri dalam hati ajaaa yaaaa.... *kis kis
oke, kita bicara wanita sebagai manusia bukan wanita yang sama atau setara dengan lelaki (i'm not a feminist :-D )
lalu apa masalahnya jika wanita sebagai manusia biasa ini bekerja dan bisa bersedekah untuk keluarganya sendiri? ini nih yang bikin engga riya' ya iyalah engga riya' sedekah buat anak sendiri,, mau dipamerin kemana? tv apa radio atau malah tabloid? siapa yang mau nge report?? siapasih yang ngereport? manusia? trus kalo ternyata sedekahnya ga ada yang tahu, dan dapet pahala siapa yang tukang kasi kasi pahala jor joran? ==jawab sendiri lagi ya.. dibatin cukup kok==

apakah wanita harus selalu memasak dan membereskan rumah, mengasuh anak dan melayani suami?
yes, definitely they have to. if they had.. :-D
tapi ini bukan kodrat, tetapi ini tentang keikhlasan hati.. ikhlas capek untuk melakukan itu semua dalam waktu yang sama dengan yang lain.. 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan seterusnya..
apakah lelaki menyalahi kodrat jika membantu istrinya menyelesaikan pekerjaan rumah dan mengasuh anak? its definitely NO...!! they are a REAL MAN..! because they have RESPECT..
respect on a right place on a right human. ==>> coba kalo salah tempat dan orang.. hasilnya kayak kalo temen temen lihat macem realita infotainment, yang selingkuh lah yang main hujat mantan suami/istri.


tapi satu hal. apakah melahirkan anak menjadi kodrat?
lelaki jelas tidak bisa melakukannya..
see.. kodrat wanita adalah melahirkan anak..

lalu apa hubungannya sama gelar master atau doktornya seorang wanita yang mempunyai kodrat melahirkan anak?
sekolah, jika benar melakukannya,, saya yakin akan banyak soft skill yang bisa didapat oleh seseorang.. tetapi jika dia mau mencarinya.. jadi boleh dong dibilang, semakin tinggi sekolah maka semakin banyak juga soft skill yang didapat..
salah satu soft skill yang bisa didapat adalah mengorganisasi diri sendiri. iya gak? coba deh.. kalo gabisa melakukannya kita cuma akan ikut arus atau malas.. ikut arus yang gajelas sehingga akhirnya tambah gajelas :-D :-D atau malas dimana masih jelas sekolahnya tapi tidak segera jelas arahnya..
bisa dong selanjutnyaaa,, mengorganisasi waktu untuk ngobrol dengan anak sendiri...

syogyanya, ketika seseorang memang bisa memaknai tahapan pendidikan. perbedaan dari ketika TK sampai S3, saya yakin seseorang ini tidak akan mengajarkan sesuatu yang belum saatnya diberikan pada anak. otomatis setelah tau apa yang harus dipilah dan dipilih, akan ada proses berfikir bagaimana evaluasinya dan bagaimana kedepannya dalam mendidik anak.
memikirkan evaluasi dan revisi adalah cara berfikir yang hati hati dan memperhatikan risiko.
jadiii sadar dong ya,, mendidik anak cuma sekali,, gabisa diulang.. emang playlist lagu,, bisa di repeat.. hehehe,,,

idealnya, yang udah punya gelar master atau doktor harusnya rajin membaca dong ya....
saya yakin, baca buku buku atau artikel tentang parenting dong ya pastinya.. waktu senggang pun bisa baca dengan semua kemudahan mau buku atau ebook atau sekedar artikel di internet,,
otomatis mendidik anak ga asal disekolahin di sekolah mahal dan ga bakal asal marah-marah kalo anaknya ga pinter matematika or fisika.. :-D kan rajin baca buku dan artikel parenting katanyaa..

memang bukan hanya tugas wanita untuk mendidik anak, ketika tidak kompak dengan suaminya maka bubar jalan juga mendidik anaknya.

disini, saya tidak trus menjustifikasi yang jadi ibu cuma lulusan SD atau SMA trus tidak bisa mendidik anaknya dengan baik loh ya..
semua kembali pada diri wanita itu sendiri.. dan yang terbaik adalah tetap,, menjadi diri sendiri..
toh tidak sedikit wanita wanita hebat di desa yang tidak pernah belajar baca tulis, anaknya bisa sekolah s3 di luar negeri.

kembali lagi, kemauan dan keseriusan sistaaa.. nek gak serius cuma tanya tanya ga bakal direspon.. (malah jualan..)

mau ibu bekerja atau ibu rumah tangga, mau lulusan SD ataupun doktor sekalipun..
good mom will do the best for her child and believe in one thing also, that let God show the most beautiful way for her child.


jadi, kamu wanita? masih ragu punya gelar S2 dan S3?
ask yourself..

Kamis, 12 Juni 2014

citizen said "inspiring woman"

Sabtu pagi yang cerah, tapi sayangnya badanku tak begitu cerah karena memang semalam aku hanya tidur tak lebih dari empat jam. Dan paginya harus sudah menunggu kereta yang akan membawaku ke kota seberang.
Terlalu pagi aku sampai di stasiun, menunggu, 30 menit aku menunggu kereta ku datang. Aku berdiri di pegangan peron jalur dua. Karena biasanya keretaku akan melintas di jalur ini. Sebelum keretaku datang, kereta ekonomi jurusan jakarta-solo lebih dahulu berhenti untuk menurunkan penumpang di stasiun ini. Kereta ini tepat berhenti di depan tempatku berdiri. Bau pesing kamar mandi kereta menghantam udara disekitarku bersamaan dengan ratusan penumpang kereta yang berdesakan turun dari kereta. Kotor sekali kataku dalam hati. Bau pesing, bau rokok, bau keringat semua bercampur membentuk satu senyawa gas yang hampir merasuk mengganggu otakku. Tapi aku tak bergeming sedikitpun, aku tetap ingin mengabadikan kajadian ini dengan sorotan mata yang seterusnya kurekam dengan baik di benakku.
Segera setelah penumpang turun, beberapa ibu-ibu perkasa dengan baju seperti kebaya dan dipadu dengan kain sigap mengangkat baskom berisikan nasi bungkus, ayam goreng, dan sambal lalu menaruhnya di atas kepala mereka. Pada baskom tersebut tertuliskan “nasi ayam 4000”. Begitu murahnya nasi ini pikirku dalam hati. “Nasi ayam nasi ayam nasi nasiii....”. Suara itu begitu menyentuh hatiku, entah mengapa aku begitu melow pagi ini. “buk, nasi ayam dua bungkus” kata salah satu penumpang pada ibu penjual nasi ayam ini. “oh nggeh mas.” Sahutnya cepat sembari menurunkan baskomnya dan cekatan membuka bungkusan nasi serta memasukkan ayam dan sambal kedalam bungkusan tersebut lalu dibungkus kembali, sekali lagi kulihat tangan tua itu melakukan adegan yang sama untuk bungkus kedua. Setelah selesai melayani pembeli, uang pun didapat.
Ketika aku mencerminkan ini pada diriku, aku tak kan mungkin memiliki keinginan segigih sekuat ibu ini. Ibu-ibu ini begitu gigihnya membantu suami mereka mencari nafkah. Keuntungan perhari yang mereka terima tak seberapa, tetapi mereka tetap berusaha dan terus berusaha. Jauh berbeda denganku yang malas karena selalu bergelimang kecukupan. Ingin rasanya mencontoh kegigihan mereka, meskipun mereka bukan seorang “inspiring woman” yang sering disorot di media tetapi mereka memiliki kegigihan, ketangguhan dan keseriusan yang tak jauh dari mereka yang sering disorot media. Mereka memang orang pinggiran yang tak banyak mendapat perhatian, tetapi dari merekalah seharusnya kita bisa berkaca dan mencontoh, karena kesederhaan jelas melekat kentara di diri mereka.

Rabu, 15 Mei 2013

menikah, dia diantara bekerja atau ibu rumah tangga berpenghasilan

selamat ya,, moga jadi keluarga SAMARA.
ya ampuunn cantik bangeeett kamu eniwei,, selamat yaa..
selamat yaa,, akhirnyaa,, semoga cepet dapet momongan..

ketika kamu menikah, apalagi kamu perempuan, kamu akan sangat banyak mendapatkan ucapan - ucapan tersebut diatas...
saya yang sering nyelamatin aja sampai bosan, sekali kali pengen menginovasi kata - kata ucapan untuk menyelamati teman yang menikah...

oohh iya, satu lagi.. kalo baru bikin pengumuman nikah di socmed setelah menikah maka akan banyak komen ataupun mention yang bilang..
lhah, udah nikah aja,, kapan nikahnya? kok gabilang-bilang?
dimana saya paling males kalo dijawab, memang sederhana aja,, dan lagi kalau teman yang pada jauh, ga enak kalo mau ngundang..
darimana dilihatnya sederhana kalo pas nikah keliatan cantik karena dirias, dan tamu yang dateng pada disuguh makan.. preett banget deh kalo ngakunya sederhana..

satu lagi deh preambule nya sebelum masuk ke bab dua,, alias isi..
ada yang lucu lagi ketika saya mengkomen foto after weddingnya temen,,
loh kamu dah nikah? kapan? eniwei, selamat ya,,
dan dijawab,, Yaolooohhhh nduuuttt,,, aku lupaaaaaaaa,,,,,,,,,
udah, gitu doang,, bbm kek, sms kek, ngewasap kek, ngeline kek, mensyen kek, nge DM kek, atau paling ga nginbox fb bilang dan akuin kalo cewek yang gendut - gendut gini, jaman sma pernah nenangin kamu pas kamu lagi di bully cowok - cowok saiko (oke maaf, keterlaluan kalo ini :-D ) ini telah terlupakan dalam daftar maha panjang penerima undangan maha eksklusif dari kamu..
senyum aja deh.. hahahahaha,, loh malah ngakak..


oke,
mari kita masuk ke inti permasalahan..
sesuai judulnya..
diantara bekerja atau ibu rumah tangga berpenghasilan..
kita sebagai manusia memiliki waktu sekitar 24 jam untuk menjalani hari,,
dan karena saya ditakdirkan sebagai wanita,, naluri kewanitaan tentang hal - hal yang mendetail kadang mengusik hati..
katanya ketika wanita bekerja, maka dalam keluarga akan banyak hambatan yang dihadapi, terutama yang disorot adalah mendidik penerus bangsa.. memang inti terbesar dalam komitmen membentuk keluarga adalah ini...

karena saya belum menikah dan hanya bisa membayangkan kehidupan pasca pernikahan.. saya suka bertanya pada diri saya sendiri,, apakah saya ikhlas ketika anak saya tinggal sama pembantu selama setengah hari.. lalu bener ga ya si embak  masakin makanan buat anakku jangan - jangan cuman main vetsin aja nih si mbak.. bener ga ya si mbak ngawasin anakku kalo lagi main jangan - jangan cuma ditinggal sms an.. beneran tidur siang ga ya anakku jangan - jangan cuma boongan bilang iya.. trus kek mana aku bisa jadi sahabat anakku kalo pas saya pulang anakku juga udah capek dan ngantuk,, trus saya ga punya sahabat dong kalo dirumah,, anak jarang ngobrol,,
saya jealous kalo anak saya lebih deket sama si embak.. sudah capek - capek ngeluarinnya,, ehh cuman jadi sahabat orang lain..

boleh kali ya jadi ibu rumah tangga kalo jadi cewek kebanyak mikir kayak ilustrasi diatas.
tapikan ibu rumah tangga identik sama hore - hore pas suami dan anak-anak belum pulang..
tapi sebenrnya kalo niat beneran jadi ibu rumah tangga.. tetep kudu jadi ibu rumah tangga yang pinter..
kalo ga pinter kalo tau tau diboongin orang,, gampang ilang dong harta suami..
trus kalo ga pinter gimana mau ndidik anak jadi gernerasi berprestasi penerus bangsa..
trus kalo ga pinter gimana mau bantu pendapatan rumah tangga dari suami.

ada jalan perenungan panjang,, dan selama ini saya masih belum menentukan dengan mantap..
hanya selalu berusaha menminta ridho Alloh untuk mendampingi diri ini selama melakukan pemantasan,,
agar pada saat menikah,, tak ada lagi keraguan..

aku akan mantap menitipkan hati ini untukmu..
dan aku akan mantap menjalani predikatku sebagai ibu rumah tangga dengan berbagai macam cara untuk membantumu meringankan menafkahi anak anak kita..
bahkan ketika memang bekerja merupakan jalannya, aku akan tetap menempelkan predikat itu dalam drirku sehingga anakku bukan sahabat orang lain,, bagaimanapun caranya,,