Senin, 26 Juni 2017

karena meme "kapan nikah" sudah sangat mainstream, jangan malas baca.! :-D

muka saya sudah mulai ga beres. pandangan kesana kemari, sejauh mata memandang cuma ada jalanan sebesar kaca jendela, jok kursi, spion tengah lengkap dengan gantungannya, dan dua orang lelaki yang bercakap bergurau. guarauan dan percakapannya ga terlalu jelas saya dengar karena bersahutan dengan lagu dangdut Rhoma Irama. 
bentuk bibir sudah mulai setengah lingkaran ke bawah.
scrolling scrolling IG tanpa melihat ataupun membaca caption tiap postingan.
akhirnya dikunci hp nya, beberapa detik kemudian dibuka lagi kunci nya, lihat jam dan dikunci lagi,,
diulang ulang terus sampai akhirnya dua orang lelaki di jok depan bertanya..
"Mbak Dian kok ga ada suaranya?"
saya kaget, "hah?" "eng, ini Mas, saya ga ngerti lagunya" "dan pesawatnya terbang 45 menit lagi Mas."
.
setengah detik kemudian, lantunan lagu mati dan kecepatan mobil ini langsung naik dratis.
sampai di antrian mengular portal parkir mobil terminal 1A bandara Soekarno Hatta, tas ransel merah di sebelah saya langsung saya sambar tanpa ampun dilanjut dengan membuka paksa pintu mobil sambil berkata "Mas, tinggal 40 menit lagi nih, aku turun sini aja ya, matursuwun dah diantar."
BRAK pintu mobil dibanting paksa dan saya pun berlari sampai pemeriksaan xray dan ditambah dengan meminta untuk tidak ikut antrian checkin.
.
nafas saya hampir putus, tas ransel saya sudah terlempar-lempar di punggung saya demi ketidakhangusan tiket saya, dan petugas checkin maskapai berkata "santai Mbak, pesawatnya terlambat satu jam." itu rasanya bagai disambar petir di sore hari.
.
yaelah...
.
yasudahlah.
jalan santai, nyari sesuatu yang bisa diminum dan duduk manis di waiting room,,
.
19.00
mata saya sudah tidak bersahabat, dan kursi penumpang di pesawat itu merupakan kasur ternikmat yang selalu berhasil membuat tidur saya berkualitas.. hehehe..
tapi belum juga terpejam mata ini, selesai demo keselamatan oleh pramugari terdengar pengumuman bahwa pesawat ini sudah dalam keadaan siap terbang tetapi belum mendapat izin memakai landasan.
saya tersenyum simpul dan akhirnya membenarkan posisi tidur saya agar mendapat posisi tidur paling nyaman selama satu jam kedepan.
.
.
.
.
.
Takbir berkumandang bersahut-sahutan.
Tandanya berakhir bulan puasa, besok solat Ied.
tak ada yang istimewa tahun ini, hanya saja waktu tempuh mudik saya lebih panjang daripada sebelumnya, dengan sahur terakhir yang sangat singkat karena harus sahur terburu-buru karena tiba di Solo tepat satu jam sebelum waktu imsak.
.
Halal bihalal paling pertama setelah solat Ied adalah halal bihalal di keluarga besar Eyang Kakung (Kakek) saya. disitu saya akan bertemu dengan semua orang yang akhirnya terikat hubungan persaudaraan dengan saya karena kita semua memiliki pendahulu yang sama.
Kami tak terlalu saling sapa, tapi konon kakek buyut dari setiap kakek buyut kita sama. Well, buyutnya buyut kita, bahkan kita semua sama sama belum pernah melihat wajah buyut kita.
jadi begitulah ketika berkumpul, tak saling kenal tapi sebenarnya bersaudara. 
.
acara utama halal bihalal ini adalah sungkeman ke eyang eyang dan bersalam salaman dengan semua orang yang ada di rumah ini. tradisi sungkem itu dimana kamu sebagai manusia yang lebih muda duduk setengah jongkok di depan orang tua yang duduk di kursi sehingga posisi orang tua lebih tinggi daripada kita lalu kita akan meminta maaf atas semua kesalahan yang kita perbuat. selesai dari orang tua satu dan kamu harus berpindah ke orang tua lain dengan tetap jongkok, yup, berjalan sambil jongkok dan mengulangi prosesi diatas sampai deretan orang tua yang duduk di kursi habis.
.
pada orang tua ketiga, ada seorang eyang Putri yang sangat mengenal Papa Mama ku dan dengan mudah beliau mengenaliku. selesai mengucap permintaan maaf, beliau menimpali, "ndang nikah nduk, ndak keduwuren lehmu sekolah marakne angel golek bojo." dan saya tersenyum simpul.
bagi yang tidak tahu artinya terjemahan kata - kata eyang saya adalah : segera menikah nak, sekolahmu sudah terlalu tinggi, itu bikin kamu susah dapat suami. yay, dan saya tersenyum lagi.
.
.
.
.
.
senyum tipis penuh makna saya itu tidak jauh beda dengan ketika mendengarkan pengumuman dari awak kabin pesawat bahwa pesawat yang saya tumpangi sudah siap berangkat tetapi belum mendapatkan izin menggunakan landasan. 
.
keduanya membuat saya sama-sama tersenyum karena keduanya berhubungan. karena menurut saya, bukan karena pendidikan tinggi saya yang membuat susah dapat suami tetapi semua ini hanya soal izin.. izin dari yang maha kuasa untuk memakai landasan menuju pelaminan.
image pendidikan saya yang tinggi hanya persepsi manusia, budaya, oke, budaya bukan suatu hal yang salah karena sejatinya sebuah persepsi ataupun sebuah budaya terbentuk karena interaksi manusia. dan manusia berinteraksi karena kehendak Allah.
lalu apa yang bisa kita lakukan ketika itu memang telah menjadi kehendakNya?
.
oke then, saya memaklumi apa yang menjadi budaya, karena memang faktanya saya telah memiliki gelar master. tapi lalu, apa kabar dengan teman teman saya yang setelah lulus S2 dan dia langsung menikah? lalu apa dapat dibilang untuk anak dosen saya yang sudah mencapai gelar Doktor dan tidak ada satu tahun setelahnya dia menikah dengan seorang lelaki yang telah melamarnya? 
lalu apakah seperti ini gelar Master dan Doktor menjadi penghambat jodoh?
.
lalu selanjutnya mengapa disandingkan dengan landasan pesawat?
perhatikan, bahwa pesawat yang saya tumpangi sebenarnya telah siap lepas landas, tetapi apa daya si pilot karena tidak mendapat izin dari pengawasan landasan maka memang pilot tidak akan memakai landasan untuk lepas landas, karena apa? karena pengawas landasan mengetahui bahwa jika pesawat ini tetap memakai landasan maka akan terjadi tabrakan dengan pesawat lain baik yang akan lepas landas ataupun yang akan mendarat.
.
singkatnya, menikah dan jodoh hanyalah masalah waktu, manusia sama seperti awak kabin dan pilot yang sudah berusaha tepat waktu sesuai jadwal penerbangan mempersiapkan segala kebutuhan lepas landas dan kebutuhan selama penerbangan tetapi jika memang jalan yang akan digunakan belum siap maka tidak pernah akan bisa lepas landas. penumpang gelisah karena pesawat tidak segera lepas landas? iya benar, sama seperti persepsi kegelisahan gelar master sebagai penghambat jodoh, tetapi akhirnya pilot mengumumkan keadaan sebenarnya bahwa ini cuma masalah waktu, dimana pesawat ini sudah siap untuk lepas landas tetapi belum mendapat izin untuk menggunakan landasan. ketika penumpang punya pilot untuk menghilangkan kegelisahan lalu saya punya siapa untuk menenangkan diri saya sendiri? saya punya diri saya sendiri untuk selalu memberikan pikiran positif tentang apa yang saya alami.
sombong? karena menganggap saya bisa selesaikan masalah saya sendiri? itu makanya kamu tambah susah dapat jodoh, tidak bisa tergantung pada lelaki, terlalu mandiri. pemikiran apa lagi ini? pemikiran bahwa perempuan harus lemah, harus tergantung pada lelaki? (saya tidak akan bahas disini, terlalu panjang nantinya blog ini, saya akan bahas lain waktu)
.
.
.
.
saya tidak sombong, karena apa? karena saya memiliki pemikiran positif itu berasal dari pencipta saya. agaknya lebih terkenal dengan berserah setelah melakukan segala usaha. come on, galau soal jodoh berkepanjangan akan membuat selalu menyalahkan keadaan dan menyalahkan keadaan adalah menyalahkan takdir Allah. kalau selalu menyalahkan takdir Allah, berarti tidak bersyukur, lalu bagaimana Allah akan memberikan apa yang kita inginkan ketika kita tidak bisa mensyukuri apa yang telah kita terima?
.
.
.
.
just asked yourself then.. 

Jumat, 26 Mei 2017

orang keren itu tidak selalu diantar mobil dengan supir pribadi

bapak ini turun dari mobil dengan pintu gesernya. bajunya rapi, motif batik dengan lengan panjang ditambah celana panjang bahan kain berwarna hitam. dia berjalan menuju pintu kaca dengan pegangan besi, kadang dia dorong sendiri pintu itu melalui pegangan besi itu tetapi seringnya sebelum dia lewat pun sudah ada seseorang lain yang juga berbaju rapih hitam hitam dengan peluit tergantung di lengan kirinya tergopoh-gopoh berlari kecil maksudnya berusaha secepat mungkin membuka pintu agar si baju batik dapat masuk tanpa harus membuka pintu.

si baju batik pun mengucap salam dan selamat pagi kepada setiap anak muda yang seperti tanpa dikomando berdiri dan memberikan senyum kepada si baju batik untuk membalas ucapan salamnya. sampailah bapak berbaju batik ini di ruangan dengan desain interior kantor serba eksklusif lengkap dengan ruang tamu mini untuk menerima tamu, dia duduk menghela napas mengambil beberapa file dokumen lalu membacanya sebentar dengan penuh teliti dan di halaman terakhir dia membubuhkan tanda tangan.
gagang telepon di ujung meja diraihnya dan mulai berbicara dengan perempuan di seberang telepon tersebut dan tak sampai lima menit si perempuan datang mengetuk pintu meminta izin untuk memasuki ruangannya dan berkata "ruangan meeting sudah siap Pak." dan dijawab dengan anggukan serta sodoran file yang telah di tanda tangani.

sudah sejak lima menit yang lalu saya duduk di ruangan luas ini dengan dua orang lainnya, meja panjang yang dapat memuat 12  kursi melingkari meja ini. selanjutnya mulai berdatangan 2 sampai 5 orang lain ke ruangan ini, ritualnya sama, memberikan salam, bersalaman dengan yang muhrim, ngobrol ringan, lalu tertawa renyah. dan 8 orang di ruangan ini seperti dikomando berdiri dan membalas salam dari bapak berbaju batik yang masuk ke ruangan, dan seperti biasa, yang merasa muhrim berlomba untuk menyalami bapak berbaju batik ini, obrolan basa basi super ringan terjadi selama kurang lebih 5 menit dan berakhir dengan doa pembuka majlis oleh salah seorang laki - laki dari 8 orang.
satu persatu dari 8 orang mempresentasikan dan membahas setiap apa yang perlu dibahas dan si bapak berbaju batik akan memberikan kesimpulan dari hasil pemikirannya. setiap bagian dia dengarkan satu persatu, seketika terjadi persinggungan diantara bagian solusi lah yang akan dia tawarkan agar perdebatan tidak melulu menghabiskan waktu. cara berfikir dan jawaban yang dia lontarkan singkat padat dan jelas.
dia keren, karena dia adalah leader bukan boss setidaknya karena dia mau memberikan solusi bagi setiap permasalahan yang ada dimana bentuk penyampaian yang "care" terhadap semua orang di ruangan rapat ini.

---

hari masih gelap, bahkan adzan subuh pun belum berkumandang.
dia sudah siap dengan seragamnya, baju kemeja warna hijau dengan celana bahan warna hitam.
anak anaknya masih terlelap, tetapi dia sudah pamit ke istrinya yang sudah siap siap melakukan rutinitas paginya. senyum simpul dan ciuman ke tangan ke si dia menjadi penanda rutinitas pamitan di awal hari dan dilanjutkan gowesan kaki si dia diatas sepeda gunung warna merah yang membuat lama kelamaan badannya menghilang dari pandangan si istri.
embun di atas beberapa kendaraan yang menginap karena si empunya kendaraan harus lembur dan menginap di kantornya, box kecil yang hanya muat satu kursi dan satu unit PC terintegrasi dengan palang penanda suatu kendaraan diperbolehkan masuk ataupun keluar itupun masih kosong,, belum beroperasi. si bapak dengan baju kemeja warna hijaunya melipir di pinggiran palang dan menuju pos kecil dibawah pohon kersen. pos itu penuh diisi 3 orang yang sedang menonton TV tabung berukuran kecil dengan antena seadanya, 1 orang lain tampak berjaga di kursi luar pos memperhatikan semua keadaan tanah lapang berisi kendaraan. 
seketika si bapak berbaju hijau datang, sambil melontarkan salam dan dibalas langsung dengan salam dan senyum ajakan menyeduh kopi. sampai akhirnya adzan subuh berkumandang, bergantian dari sekumpulan bapak - bapak di pos tersebut solat ke masjid dan sebagian yang lain tetap berjaga. tak lama usai solat subuh, mulai berdatangan beberapa bapak berbaju hijau lainnya dan satu perempuan yang langsung duduk manis di box palang pintu. 
seiring mulai terlihat cahaya, mulai ramailah kendaraan yang antri untuk masuk tanah lapang ini,, bapak berbaju hijau ini mulai sibuk di barisan beberapa motor yang mulai terparkir tak beraturan. orang datang dengan baju super rapih, sepatu mengkilat tapi terkadang sandal jepit, tas ransel dan gantungan kartu yang sejatinya berisi uang. bapak berbaju hijau ini mulai gesit menata motor yang diparkir seadanya oleh si empunya motor karena sudah terdengar peringatan datang kendaraan umum yang bakal mengangkutnya ke Ibukota negara ini. 
saya mengendarai motor matic saya, datang dengan terburu-buru karena selalu terjebak macet di jalanan depan pasar tepat disebelah stasiun kereta komuter jabodetabek. sesampainya di palang, alat yang seharusnya otomatis membuka palang ketika kartu ajaib berisi sejumlah uang ini ditempelkan di mesin dekat palang ini tidak mau membuka otomatis. menggerutulah saya, dengan sigap, perempuan  yang sedari subuh sudah duduk manis di dalam box dengan PC keluar dan menghampiri alat palang tersebut dan ya tidak ada 5 detik palang tersebut terbuka. gerutuan saya berlanjut dengan gerutuan kenapa selalu saja mesin pembaca kartunya tidak berfungsi dan si perempuan hanya diam tidak menggubris gerutuan saya.
sama saja dengan pengendara motor yang lain, perempuan berkacamata ini menaruh begitu saja motornya tanpa merapikan tata letaknya dan langsung berlari ke arah pintu stasiun dan bergegas untuk berdesak-desakan dengan puluhan pengguna kereta komuter lain menuju Ibukota negara.

malam

saya sudah kembali lagi ada di stasiun yang sama dengan pagi tadi. rasa kantuk yang luar biasa ditahan demi mengendarai motor maticnya kembali ke rumah. pendaran mata dengan kekuatan kurang dari 40% mencari samar2 motor. yup di depan sana, motor matic saya ada di sebelah motor yang diduduki bapak berseragam hijau. 
sebentar mencari kunci motor lalu mulai menurunkan motor yang diparkir menggunakan besi tengah. terdengar suara bapak berseragam hijau bertanya, "Kartunya sudah bisa dipakai kan Mbak?" 
dan dijawab dengan ogah - ogahan "kartu apa ya Pak?". Bapak berseragam hijau masih sabar membalas "kmarin kan Mbak kartunya masih eror di komputer, hari ini tadi sudah bisa dipakai kan ya?"
diam satu menit
"oh, iya Pak, kayaknya sih sudah bisa Pak, tp saya hari ini ganti kartu karena yang kmarin dipakai adik saya." dijawab "oh yaudah Mbak syukur kalo sudah bisa dipakai lagi"
"iya Pak, makasih Pak, saya duluan ya Pak." pamitku sambil menghidupkan mesin motor.

ah, Bapak ini tak kalah kerennya dengan si Bapak berbaju batik di ruangan meeting saya pagi tadi yang sukses membuat saya berlari mengejar kereta komuter sehingga bisa sampai lebih awal sebelum si Bapak berbaju batik sampai di ruang meeting. dan seketika di malam hari, muka lelah penuh kantuk seperti muka sayalah yang dilihat Bapak berbaju hijau ini, tak banyak senyum dia terima dari setiap orang yang berpapasan dengannya. 
ratusan orang selalu hanya seenaknya memarkir kendaraannya, mungkin juga beberapa orang menjadi tukang gerutu karena mesin pembaca kartu yang rusak tapi Bapak berseragam hijau ini tetap setia berdedikasi, bahkan sampai mengingat saya dan motor saya. 
dia mengayuh sendiri kendaraannya, lebih kerennya lagi, dia tidak menambah polusi.

tetapi, bukan lalu yang mendapat begitu banyak previelege menjadi kurang baik dibandingkan dedikasi dengan segala keterbatasan,,
tetapi semua orang memiliki porsi peran dalam kehidupan masing-masing,, dan ketika mereka berdedikasi pada perannya masing - masing maka disitulah letak betapa keren nya mereka..

so, lalu, apa peran kamu.?
tidak ada batasan untuk selalu menjadi keren kan.?