Suatu senin pagi, aku seperti biasanya bersiap siap untuk pulang ke Yogyakarta untuk kembali melakukan rutinitasku. Segala macam barang yang hendak kubawa kembali ke yogya telah kurapihkan kedalam tas ransel, akupun sudah siap berangkat. Tapi tunggu sebentar, kunci motorku dimana ya? Karena setiap akhir pekan aku pulang ke Solo, aku menitipkan motorku ke parkiran inap yang ada di dekat stasiun lempuyangan dan setelah senin pagi aku tiba di yogya dapat langsung menjalani rutinitas. Nah, jam sudah menunjukkan pukul 05.55, padahal dari rumah menuju stasiun balapan aku akan ikut dengan ayahku yang setiap pagi berangkat ke Klaten tepat jam 06.00 pagi dari rumah karena jika tidak akan terlambat sampai di kantor. Yasudah, karena kunci motorku tak segera kutemukan maka ayahku meninggalkanku.
Pilihan selanjutnya, merengek pada adik bungsuku untuk diantar ke stasiun balapan. Dia bisa saja mengantarku karena hari itu memang sekolahnya diliburkan. Aku berangkat ke stasiun balapan tanpa kunci motorku. Sesampainya di stasiun, yang kulakukan pertama kali adalah mengirim pesan pendek dari telepon selularku ke telepon selular pemilik parkir inap bahwa aku tak jadi mengambil motorku pagi ini karena aku tak menemukan kunci motorku. Selanjutnya kutelpon temanku, IKA, bagaimana sebaiknya aku nanti sesampainya di yogya, dan keputusannya adalah aku turun di stasiun bandara adi sutjipto untuk selanjutnya naik trans jogja menuju terminal condong catur dan aku akan dijemput ika disana.
Oke, masalah satu selesai.
Kereta datang tepat waktu. Aku segera naik dan mencari tempat duduk. Kereta melaju normal, berhenti di stasiun klaten, dan sekitar 30 menit setelahnya sampai di stasiun bandara adi sutjipto. Aku segera turun setelah pintu dibuka, bergegas menuju shelter trans jogja. Sepuluh menit berlalu, bus dengan jurusan yang kutunggu tak kunjung datang, lima belas menit kemudian datanglah bus yang kutunggu. Yak, dan penuh sesak sekali bus ini, tak ada tempat duduk tersisa, berhimpitan dengan penumpang lain yang juga berdiri menjadikan pikiranku makin tak nyaman. Humph,, Bus melaju dan berhenti karena lampu merah di pertigaan maguwo, pandanganku tertuju cekat kearah satu wajah penumpang yang sepertinya tak asing bagiku, yah.. itu temanku, AYU, kusapa dan kami saling kaget. Ternyata kami juga satu kereta tapi tak bertemu. Lama kelamaan, aku merasa panas sekali bus ini, bukannya harusnya sejuk karena AC?? Yaaahh,, ternyata, bus ini AC nya mati, pintunya pun terbuka. Keringatku bercucuran.
Tetapi masalah kedua yakni kepanasan dan berkeringat di bus teratasi karena bus melaju lagi sehingga ada angin yang berhembus masuk kedalam bus.
Seger..
Ditengah perjuanganku berhimpitan dengan penumpang lain, handphone dalam kantong celana jeans hitamku bergetar, segera aku mengambilnya, ternyata ada pesan pendek yang masuk tetapi pengirimnya dari nomor yang belum bernama. Ketika kubuka dan kubaca pesannya, aku langsung bahagia tetapi juga sebal. Bagaimana tidak, pesan tersebut berisi pemberitahuan dari pegawai parkir inap motorku bahwa kunci motorku sebenarnya tertinggal sejak aku titipkan, dan mereka tak bisa mengabariku karena tak pernah menyimpan nomorku. Aaawwrrgghh,, umpatku dalam hati, “kenapa ga sms daritadi to mas, kalo daritadi kan aku bisa turun lempuyangan saja.. haduh..”
Ini bukan masalah sih, tapi aku merasa dikerjain..
Selanjutnya, bus telah sampai di shelter terminal condong catur. Aku dan ayu turun, kami sama sama menunggu jemputan teman. Ayu dijemput lebih dulu daripada aku. Selang lima menit, Ika datang menjemputku. Dalam perjalanan, aku dan ika saling menceritakan cerita masing masing. Karena aku harus segera bertemu dosen pembimbing skripsiku, aku membawa motor Ika ke kampus. Berbagai kegiatanku kulakukan dengan motor Ika, tetapi aku memang tak merencanakan bagaimana nantinya mengambil motorku. Aku hanya ingin segera mengakhiri rutinitasku hari ini dan bertemu ika untuk berbagi banyak cerita yang tertunda hampir dua minggu lamanya. Ahahaha,,
Pukul 16.00 aku menuju kos ika. Jalanan macet dibeberapa tempat. Tetap saja aku dapat mencapai kos ika sebelum magrib dan bisa berbuka besama ika dan teman teman kosnya ika.
Hangatnya,,
Pukul 19.30 setelah kami selesai makan dan membeli martabak manis di warung temannya ika, ika ingin berbelanja ke supermarket yang sejalan kearah stasiun lempuyangan. Sehingga kami berbelanja dulu sebelum ke stasiun untuk mengambil motorku. Karena sifat dasar wanita yang suka berbelanja, kami lama menghabiskan waktu di supermarket. Keluar dari supermarket pukul 20.00. terlalu malam memang untuk mengambil motor di parkiran inap walaupun sebenarnya parkiran tersebut terbuka 24jam. Aku dan ika menuju parkiran inap, kuketuk gerbangnya berkali kali baru keluarlah pemilik parkiran inap. Bapak pemilik parkiran inap itu berkata “mbak, tadi saya lupa sms, ternyata yang ketemu itu kunci motor lain, bukannya motornya mbak”. Ah, lemas badanku, keduakalinya aku mengumpat “mbok ya bilang daritadi toh pak”. Kujawab “yah, berarti ga ada nih pak kunci motorku, yaudah, saya pulang aja diantar temanku” dan balik kanan. Lalu buru buru bapak itu berkata “enggak mbak, ini ada kok kuncinya embak, saya tadi cuma ngerjain”. Dan aku balik kanan lagi, “aahhh,, bapak, kok pake ngerjain sih pak” “Nah ya mbaknya juga ngerjain saya, pagi pagi sms gajadi diambil bilang kunci motornya ga ketemu, ya mau dicari sampek lebaran gabakal ketemu mbak. Eh diambilnya malem malem lagi. Tuh kan, niat banget ngerjain saya. Ya saya kerjain balik”. Oh maigat!! Umpatku dalam hati “si bapak aya ayaaaa waeeee..”. Tapi ya ekspresiku cuma bisa melengos jelek, senyum klecam klecem. Terbersit ide buat memberikan martabak manis yang kubeli untuk bapak ini, yah sebagai bentuk basa basi orang jawa. Setelah berbasa basi cukup, aku dan ika pulang ke rumah dan kos masing masing dengan senyum masih tersungging di bibir masing masing.
Hemph, si bapak aya’ aya’ wae’
Tapi indah ah hari ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar