ini semua tentang manusia gila. sehingga arah yang ada menjadi bias.
demi sebuah pembenaran bahwa aku bersamamu, aku rela menjadi bayangan bisu.
aku ini adalah air mata yang hanya selalu tergenang di pelupuk mata tanpa pernah jatuh ke pipi.
seperti seorang pekerja seks yang hanya menonjolkan kemolekannya di tempat remang remang.
metamorfosa ku terganggu olehmu.
ingin sekali kumenemuimu, menyatakan semua tentang aku dan semua kebiasan ini. agar semua menjadi jelas. agar aku tak bisu lagi, dengan leluasa turun ke pipi dan diseka oleh tanganmu, dan menjadi wanita anggun yang membelai wajahmu saat membuka mata di pagi hari.
dan menjadi sebuah aku yang utuh inilah inginku.
Minggu, 18 November 2012
Sabtu, 06 Oktober 2012
BAHAGIA itu sederhana
lama yah saya ga blogging..
semoga dengan kesibukan saya yang baru saya bakal tambah rajin blogging,, *yak semoga ahahahak
berawal dari nonton ending dari sebuah acara talkshow,, si host yang nyentrik dengan kepala botaknya dan eyeliner tebel menceritakan definisi bahagia dari setiap bintang tamu talkshow nya..
sebagian besar bintang tamu itu selalu menjawab bahagia dengan keadaan yang sekarang,, dimana keadaan sekarang merupakan keadaan jauh yang berbeda dari sebelumnya dan terkadang keadaan sekarang merupakan suatu keadaan yang tidak bisa dipilihnya. hanya ada satu pilihan menjadi keadaan ini atau tidak ada sama sekali.
lalu host menceritakan tentang riset yang pernah dilakukan beberapa psikolog (tapi maaf saya agak lupa dimana riset ini dilakukan dan siapa yang melakukan) bahwa ketika seseorang diberi enam buah barang dan disuruh untuk mengurutkan dari nomor satu sampai nomor enam mana barang yang paling dia suka, lalu barang pada urutan ke tiga dan kelima disuruh untuk dibawa pulang. tidak sampai setengah jam, seseorang ini disuruh kembali ke ruangan yang berisi enam barang tersebut lalu disuruh untuk mengurutkan ulang mana barang yang paling dia suka. dan yang kebanyakan terjadi adalah mengurutkan barang ketiga menjadi urutan pertama dan barang kelima menjadi urutan terakhir.
dan hebatnya, penelitian ini dilakukan pada orang yang amnesia.
WOW (tapi saya ga sambil koprol yaa)..
sesaat saya terhenyak.. bahwa sesungguhnya manusia akan cenderung membentuk sistem di otaknya untuk mengatakan bahwa keadaan yang dimilikinya sekarang ini adalah keadaan yang membahagiakan.
masih kata mas host nya lagi, ini lebih baik daripada seseorang yang ambisius dan mengorbankan apa yang seharusnya tidak pantas untuk dikorbankan demi mendapatkan apa yang dia inginkan.
saya seperti diingatkan tentang apa itu bersyukur,,
saya merasa,, seperti disayangi oleh Sang Khalik,,
saya merasa,, bahwa dengan keadaan saya sekarang ini saya tak harus banyak melakukan kebohongan.
saya merasa,, bahwa lingkungan baru saya, teman-teman baru saya, merupakan hadiah ulangtahun saya yang terindah yang diberikan oleh Sang Khalik,,
saya merasa,, ini adalah kado terindah yang papa mama saya berikan di tahun ini..
ya, saya bahagia.. saya bersyukur.. dan saya berterimakasih dengan cara saya akan selalu membuat waktu yang saya lewati dengan kegiatan yang luarbiasa sebagai diri saya..
semoga dengan kesibukan saya yang baru saya bakal tambah rajin blogging,, *yak semoga ahahahak
berawal dari nonton ending dari sebuah acara talkshow,, si host yang nyentrik dengan kepala botaknya dan eyeliner tebel menceritakan definisi bahagia dari setiap bintang tamu talkshow nya..
sebagian besar bintang tamu itu selalu menjawab bahagia dengan keadaan yang sekarang,, dimana keadaan sekarang merupakan keadaan jauh yang berbeda dari sebelumnya dan terkadang keadaan sekarang merupakan suatu keadaan yang tidak bisa dipilihnya. hanya ada satu pilihan menjadi keadaan ini atau tidak ada sama sekali.
lalu host menceritakan tentang riset yang pernah dilakukan beberapa psikolog (tapi maaf saya agak lupa dimana riset ini dilakukan dan siapa yang melakukan) bahwa ketika seseorang diberi enam buah barang dan disuruh untuk mengurutkan dari nomor satu sampai nomor enam mana barang yang paling dia suka, lalu barang pada urutan ke tiga dan kelima disuruh untuk dibawa pulang. tidak sampai setengah jam, seseorang ini disuruh kembali ke ruangan yang berisi enam barang tersebut lalu disuruh untuk mengurutkan ulang mana barang yang paling dia suka. dan yang kebanyakan terjadi adalah mengurutkan barang ketiga menjadi urutan pertama dan barang kelima menjadi urutan terakhir.
dan hebatnya, penelitian ini dilakukan pada orang yang amnesia.
WOW (tapi saya ga sambil koprol yaa)..
sesaat saya terhenyak.. bahwa sesungguhnya manusia akan cenderung membentuk sistem di otaknya untuk mengatakan bahwa keadaan yang dimilikinya sekarang ini adalah keadaan yang membahagiakan.
masih kata mas host nya lagi, ini lebih baik daripada seseorang yang ambisius dan mengorbankan apa yang seharusnya tidak pantas untuk dikorbankan demi mendapatkan apa yang dia inginkan.
saya seperti diingatkan tentang apa itu bersyukur,,
saya merasa,, seperti disayangi oleh Sang Khalik,,
saya merasa,, bahwa dengan keadaan saya sekarang ini saya tak harus banyak melakukan kebohongan.
saya merasa,, bahwa lingkungan baru saya, teman-teman baru saya, merupakan hadiah ulangtahun saya yang terindah yang diberikan oleh Sang Khalik,,
saya merasa,, ini adalah kado terindah yang papa mama saya berikan di tahun ini..
ya, saya bahagia.. saya bersyukur.. dan saya berterimakasih dengan cara saya akan selalu membuat waktu yang saya lewati dengan kegiatan yang luarbiasa sebagai diri saya..
Minggu, 25 Maret 2012
it's handmade and it's usefull
awalnya cuma pengen punya kesibukan dirumah sambil nunggu pengumuman lamaran pekerjaan, tetapi kok malah di semangatin teman teman untuk dikembangin.
buat awalannya,, saya nyontek berbagai tutorial dari http://duniarumah.wordpress.com/
dan jadilah beberapa kreasi nya..
dilihat boleh, dipilih juga boleh,,
diorder apalagi. :D
buat awalannya,, saya nyontek berbagai tutorial dari http://duniarumah.wordpress.com/
dan jadilah beberapa kreasi nya..
dilihat boleh, dipilih juga boleh,,
diorder apalagi. :D
Selasa, 07 Februari 2012
Puff bedak tabur kembali putih
Cewek identik dengan keindahan. Salah satu cara untuk memperindah tampilan muka kita adalah dengan pemakaian kosmetik, alias dandan. Bagi yang suka dandan, pernah gak sih risih sama puff bedak yang warnanya sudah berubah menjadi kecoklatan gara-gara sering dipakai.
Sebenernya gampang kok membersihkannya.
Cekidot garls!! :D
Sebenernya gampang kok membersihkannya.
Cekidot garls!! :D
Ini adalah perbandingan antara puff yang sudah sering dipakai dengan yang bersih.
Sebenernya puff sebelah kanan adalah puff yang tadinya sudah berwarna coklat dan sudah menjadi bersih karena dicuci, puff sebelah kiri adalah puff lain untuk membandingkan sebelum dicuci dengan yang sudah dicuci, :D
Basahi puff dengan air mengalir, supaya paling tidak air yang mengalir ini melarutkan bedak yang menempel di bagian luar puff.
*mohon maaf background temboknya kotor, maklum wastafel dapur, hehehe.. :D
Setelah di basahi dengan air mengalir,celupkan seluruh badan puff kedalam air dalam wadah biar seluruh puff benar-benar basah.
Kalau sudah, ambil puff dari air, beri SABUN CAIR (karena kalau pakai sabun cuci bubuk tidak bisa langsung mengikat kotoran puff yang tidak lain juga berbentuk bubuk). Jika perlu menambahkan sabun tambahkan secukupnya. Untuk membersihkan, REMAS puff JANGAN dikucek karena apabila dikucek akan merusak busa yang ada di dalam.
Sebaiknya meremas puff dilakukan dibawah air mengalir agar kotoran yang larut dengan sabun bisa langsung mengikuti limpasan air. Setelah itu keringkan puff nya. :D
DONE!! puff bersih bisa dipake lagii!!
Minggu, 22 Januari 2012
West Sumatra, Indonesia :D
== arrived at minangkabau int. airport == |
first night dinner : lamun ombak resto |
first day : way to maninjau lake |
kerja dulu :D |
at the regional office :D |
finally after 5 hours trip, my eyes trapped to this beautiful lake |
:D |
second day : way to solok. |
and the vacation begin!! suntiang on wulan!! with uun, and nurmalia. |
NGARAI SIANOK!!! praise the Lord!! |
:D |
A family vacation
Hari raya identik dengan hari libur, sementara kegiatan liburan sebagian besar dilakukan pada hari libur. Pada hari raya idul fitri, setiap tempat rekreasi ramai dikunjungi oleh orang-orang yang sedang berlibur.
==>> konklusi nya : kegiatan liburan dalam rangka hari raya idul fitri membuat ramai sebagian besar tempat rekreasi.
pada idul fitri 2011, saya dan keluarga memilih Magelang sebagai destinasi liburan idul fitri, selain karena acara halal bihalal keluarga mama saya dilaksananakan disana, sementara itu papa saya telah merancang liburan tersendiri selama di kota kecil ini.
sebuah cottage tepi sungai progo yang menjadi pilihan papa.
== PURI ASRI COTTAGE ==
tak selamanya keramaian itu menyebalkan. setidaknya di cottage ini, baik keluarga muslim maupun non-muslim tumpah ruah membanjiri kamar-kamar di cottage ini. bagi keluarga muslim mungkin memiliki alasan yang sama dengan keluarga saya, tetapi untuk keluarga non-muslim alasannya tak jauh dari menikmati liburan yang sebenarnya karena notabene pembantu mereka sedang pulang kampung. :D
menyelami keramaian dengan keluarga inti saya dan keluarga besar mama saya merupakan hal yang lazim dilakukan di tempat ini,
tetapi otak nakal ini berputar 180 derajat. ;)
lokasi dari cottage ini bikin ketar-ketir kalau sedang berada di dalam mobil operasional untuk transportasi tamu. ya, karena saking luasnya, tamu yang menginap harus naik mobil antar jemput untuk sekadar makan malam di resto.
kenapa ketar-ketir? karena keseluruhan jalan aspal penghubung kamar dan fasilitas lain merupakan jalan aspal yang curam hampir 45 derajat dihiasi dengan kelokan dengan nilai derajat yang hampir sama. *berasa naik jet coaster :D
pada saat berada disana saya tidak sempat menanyakan sebelum dibangun cottage ini, apa jenis penggunaan lahannya. tetapi di beberapa lokasi, ada tempat yang lebih tinggi dan pada akhirnya ada yang sejajar dengan sungai. apabila melihat ke atas dari titik paling bawah tempat ini seperti tangga, terdapat trap-trap pada setiap level posisinya. sebagai geograf, indikasi asal-asalan saya mengira-ira tempat ini dulunya sawah dengan sistem terasering atau daerah tanggul sungai. daerah tanggul sungai merupakan daerah pinggir sungai yang membentuk seperti tangga.
anyway, saya tidak sedang ingin membahas masalah sawah atau tanggul sungai. di suatu pagi yang cerah saya berada di resto untuk sarapan, saya dan kakak saya memilih di meja untuk dua orang
yang berada tepat disebelah kaca super besar dimana dari kaca tersebut kita dapat melihat pemandangan sungai yang
sangat hijau, bukan karena saking kotornya air sungai ini tetapi pepohonan yang tumbuh subur di sekitar sungai ini.
== What a wonderfull place ==
== Bon Apetite ==
:D
==>> konklusi nya : kegiatan liburan dalam rangka hari raya idul fitri membuat ramai sebagian besar tempat rekreasi.
pada idul fitri 2011, saya dan keluarga memilih Magelang sebagai destinasi liburan idul fitri, selain karena acara halal bihalal keluarga mama saya dilaksananakan disana, sementara itu papa saya telah merancang liburan tersendiri selama di kota kecil ini.
sebuah cottage tepi sungai progo yang menjadi pilihan papa.
== PURI ASRI COTTAGE ==
tak selamanya keramaian itu menyebalkan. setidaknya di cottage ini, baik keluarga muslim maupun non-muslim tumpah ruah membanjiri kamar-kamar di cottage ini. bagi keluarga muslim mungkin memiliki alasan yang sama dengan keluarga saya, tetapi untuk keluarga non-muslim alasannya tak jauh dari menikmati liburan yang sebenarnya karena notabene pembantu mereka sedang pulang kampung. :D
menyelami keramaian dengan keluarga inti saya dan keluarga besar mama saya merupakan hal yang lazim dilakukan di tempat ini,
tetapi otak nakal ini berputar 180 derajat. ;)
lokasi dari cottage ini bikin ketar-ketir kalau sedang berada di dalam mobil operasional untuk transportasi tamu. ya, karena saking luasnya, tamu yang menginap harus naik mobil antar jemput untuk sekadar makan malam di resto.
kenapa ketar-ketir? karena keseluruhan jalan aspal penghubung kamar dan fasilitas lain merupakan jalan aspal yang curam hampir 45 derajat dihiasi dengan kelokan dengan nilai derajat yang hampir sama. *berasa naik jet coaster :D
pada saat berada disana saya tidak sempat menanyakan sebelum dibangun cottage ini, apa jenis penggunaan lahannya. tetapi di beberapa lokasi, ada tempat yang lebih tinggi dan pada akhirnya ada yang sejajar dengan sungai. apabila melihat ke atas dari titik paling bawah tempat ini seperti tangga, terdapat trap-trap pada setiap level posisinya. sebagai geograf, indikasi asal-asalan saya mengira-ira tempat ini dulunya sawah dengan sistem terasering atau daerah tanggul sungai. daerah tanggul sungai merupakan daerah pinggir sungai yang membentuk seperti tangga.
anyway, saya tidak sedang ingin membahas masalah sawah atau tanggul sungai. di suatu pagi yang cerah saya berada di resto untuk sarapan, saya dan kakak saya memilih di meja untuk dua orang
yang berada tepat disebelah kaca super besar dimana dari kaca tersebut kita dapat melihat pemandangan sungai yang
sangat hijau, bukan karena saking kotornya air sungai ini tetapi pepohonan yang tumbuh subur di sekitar sungai ini.
== What a wonderfull place ==
== Bon Apetite ==
:D
Rabu, 04 Januari 2012
bersyukur, berdoa, dan berusaha
berada di lingkungan yang ber"level" menengah ke atas sejak menghirup udara untuk pertama kalinya di bumi sampai meniup lilin berbentuk angka 22 membuat otak nakal saya menerawang jauh ke lingkungan berlevel lain.
sebagai geograf yang expert ilmu pengelompokan, saya membagi tipe level lingkungan menjadi empat kelompok.
1. level bawah
2. level menengah kebawah
3. level menengah keatas
4. level hedonis
okey, pertama, level bawah.
saya tidak terlalu susah ternyata untuk bisa berandai-andai atau berpola pikir seperti orang-orang pada level ini.
saat itu saya sedang menjalani praktek uji sim A. karena dalam kelompok ujian ini saya satu-satu nya wanita yang ada, oleh pak polisi penguji yang notabene juga bukan wanita, meskipun saya peserta yang datang di urutan antrean nomor 3 tetapi saya dipanggil untuk urutan kedua praktek uji mengemudi. sehingga saya mempunyai banyak waktu untuk menunggu hasil ujian yang jelas sudah dapat sitebak kegagalannya. panas, karena saat itu ujian dilakukan pada tepat pukul 12.00 di tengah lapangan. otomatis pohon rindang di tepi selokan menjadi tempat favorit semua peserta untuk menunggu. dan karena saya satu-satunya perempuan, saya merasa kurang nyaman membaur dengan para bapak-bapak yang lain.
jadilah saya duduk agak jauh dari mereka. tak berapa lama, seorang bapak entah darimana asalnya duduk disebelah saya. dia mulai menceritakan pengamatannya terhadap semua peserta yang melakukan ujian saat itu, termasuk saya. ajaib, bahkan saya tidak tahu kapan bapak ini datang dan memperhatikan saya. bodohnya saya, saya menenyakan apa pekerjaannya, dan seperti disambar petir, dia seorang peminta-minta. dia bercerita setiap harinya hanya berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa tahu apa nama daerahnya. tak punya tempat tinggal. tak ada perencanaan, apa yang didapat hari ini hanya untuk hidup hari ini. tak ada keluarga, aspal, kaus, celana
pendek dan topi itulah keluarganya. pengeluarannya tak banyak, hanya 4000 rupiah per hari, karena itu yang di dapat dan itu sudah bisa membuatnya mengucap syukur meakipun hanya dengan sendawa. hanya keluarganya, makan, dan berpindah yang ia tahu, karena itulah sandang, pangan, dan papan.nya.
kedua, menengah kebawah.
mungkin untuk dua level yang berdekatan dengan lingkungan level saya, sangat mudah menemukannya karena tidak ada jarak yang berarti. okey, karena tidak terlalu sulit bertemu orang pada level ini maka tidak terlalu rumit juga berandai-andainya. standar, satu kata yang saya rasa cocok untuk level ini. dibandingkan dengan level sebelumnya, orang pada level ini lebih bisa berencana. tipe pemenuhan kebutuhan yang sesuai yang mereka tahu dan sepanjang
bisa mereka jangkau. miris ketika kejadian ini lewat tanpa permisi ke otak saya. pada suatu hari, penat, bosan, dan lapar sedang bersekongkol untuk berduel dengan fisik saya. pusat perbelanjaan yang berada tak jauh dari kampus merupakan sistem pertahanan yang sebenarnya sudah dapat dikenali oleh ketiga musuh diatas. saya memutuskan untuk membunuh suara keroncongan dari perut saya dengan menuju ke salah satu restoran fastfood yang sangat dicintai oleh para mahasiswa perantau saat jam 15.00-17.00. karena ramai, saya harus dapat meja bersebelahan dengan meja yang berpenghuni penuh. ada dua meja dan empat kursi, hanya ada sepiring nasi ayam dan minuman untuk anak perempuan berambut keriting dan pipi yang lembab. perempuan diseberangnya yang jauh lebih tua dengan dandanan santai dan disebelah anak kecil itu seorang lelaki dengan baju yang sama santainya.
satu, dua, sampai sepuluh detik keadaaan di meja itu sangat hening,
tetapi anak lucu itu tetap makan dengan lahapnya. lalu ibunya mulai
mengeluarkan suara berisik di telinga saya.
omelannya, bahwa makan di tempat ini sangat mahal dan sangat tidak terjangkau. belum lagi untuk ukuran anaknya yang tidak berprastasi di sekolah. tempat itu bukan tempat murah, untuk pergi dan menikmati waktu di tempat itu harus dengan perjuangan yang berarti, dan defisit
besar jika harus menuruti air mata anaknya yang merengek minta
merasakan makanan di tempat ini. seakan merasakan makanan terenak yang pernah di dapatnya, anak ini sampai tak menggubris apa yang diocehkan ibunya. dan saya sampai tak selera untuk menghabiskan setangkup roti lonjong penuh isi. dengan segera memanggil cleaning service yang kebetulan lewat disebelah saya dan berkata "mas, saya minta tolong, ini dibungkus yah, makasih"
saya masih ingat ketika mama saya menjanjikan makanan serupa apabila saya bisa memperbaiki nilai matematika yang sedang merah saat itu. padahal pada saat itu untuk bisa menuju ke tempat itu sangat membutuhkan perjuangan untuk menembus terik matahari dan beratnya setang motor mengendarai motor dengan bobot anak perempuannya. tetapi saya ingat betul, mama tidak pernah mengungkit-ungkit masalah harga tinggi untuk mendapatkannya. meskipun, hanya ALLOH yang tahu apakah sebenarnya mama merasakan defisit besar atau tidak saat itu.
saya tidak akan menceritakan lingkungan yang saya miliki.
karena saking bosannya. alasan inilah yang mendasari keinginan kuat
untuk menulis tentang pelevelan ini.
level hedonis. mereka memiliki segala sesuatu yang bisa debeli dengan uang. tetapi itulah harga yang harus dibayar karena mereka berfikir keras untuk selalu menjaga kelestarian dan keberlangsungan harta mereka.
belajar memahami, mengerti, dan mencoba memposisikan diri seperti
orang lain merupakan salah satu cara ampuh mensyukuri hidup ini. bukankah menjadi orang yang selalu seperti ini juga sekaligus belajar
untuk mengikis keegoisan diri yang ingin selalu diapresiasi, dimengerti, dan dipahami sementara tak mau tahu atau masa bodoh dengan yang lain.
dengan melihat kebawah kita bisa bersyukur dan dengan melihat keatas kita bisa mendapatkan pemacu hidup untuk terus berusaha dan berdoa.
sebagai geograf yang expert ilmu pengelompokan, saya membagi tipe level lingkungan menjadi empat kelompok.
1. level bawah
2. level menengah kebawah
3. level menengah keatas
4. level hedonis
okey, pertama, level bawah.
saya tidak terlalu susah ternyata untuk bisa berandai-andai atau berpola pikir seperti orang-orang pada level ini.
saat itu saya sedang menjalani praktek uji sim A. karena dalam kelompok ujian ini saya satu-satu nya wanita yang ada, oleh pak polisi penguji yang notabene juga bukan wanita, meskipun saya peserta yang datang di urutan antrean nomor 3 tetapi saya dipanggil untuk urutan kedua praktek uji mengemudi. sehingga saya mempunyai banyak waktu untuk menunggu hasil ujian yang jelas sudah dapat sitebak kegagalannya. panas, karena saat itu ujian dilakukan pada tepat pukul 12.00 di tengah lapangan. otomatis pohon rindang di tepi selokan menjadi tempat favorit semua peserta untuk menunggu. dan karena saya satu-satunya perempuan, saya merasa kurang nyaman membaur dengan para bapak-bapak yang lain.
jadilah saya duduk agak jauh dari mereka. tak berapa lama, seorang bapak entah darimana asalnya duduk disebelah saya. dia mulai menceritakan pengamatannya terhadap semua peserta yang melakukan ujian saat itu, termasuk saya. ajaib, bahkan saya tidak tahu kapan bapak ini datang dan memperhatikan saya. bodohnya saya, saya menenyakan apa pekerjaannya, dan seperti disambar petir, dia seorang peminta-minta. dia bercerita setiap harinya hanya berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa tahu apa nama daerahnya. tak punya tempat tinggal. tak ada perencanaan, apa yang didapat hari ini hanya untuk hidup hari ini. tak ada keluarga, aspal, kaus, celana
pendek dan topi itulah keluarganya. pengeluarannya tak banyak, hanya 4000 rupiah per hari, karena itu yang di dapat dan itu sudah bisa membuatnya mengucap syukur meakipun hanya dengan sendawa. hanya keluarganya, makan, dan berpindah yang ia tahu, karena itulah sandang, pangan, dan papan.nya.
kedua, menengah kebawah.
mungkin untuk dua level yang berdekatan dengan lingkungan level saya, sangat mudah menemukannya karena tidak ada jarak yang berarti. okey, karena tidak terlalu sulit bertemu orang pada level ini maka tidak terlalu rumit juga berandai-andainya. standar, satu kata yang saya rasa cocok untuk level ini. dibandingkan dengan level sebelumnya, orang pada level ini lebih bisa berencana. tipe pemenuhan kebutuhan yang sesuai yang mereka tahu dan sepanjang
bisa mereka jangkau. miris ketika kejadian ini lewat tanpa permisi ke otak saya. pada suatu hari, penat, bosan, dan lapar sedang bersekongkol untuk berduel dengan fisik saya. pusat perbelanjaan yang berada tak jauh dari kampus merupakan sistem pertahanan yang sebenarnya sudah dapat dikenali oleh ketiga musuh diatas. saya memutuskan untuk membunuh suara keroncongan dari perut saya dengan menuju ke salah satu restoran fastfood yang sangat dicintai oleh para mahasiswa perantau saat jam 15.00-17.00. karena ramai, saya harus dapat meja bersebelahan dengan meja yang berpenghuni penuh. ada dua meja dan empat kursi, hanya ada sepiring nasi ayam dan minuman untuk anak perempuan berambut keriting dan pipi yang lembab. perempuan diseberangnya yang jauh lebih tua dengan dandanan santai dan disebelah anak kecil itu seorang lelaki dengan baju yang sama santainya.
satu, dua, sampai sepuluh detik keadaaan di meja itu sangat hening,
tetapi anak lucu itu tetap makan dengan lahapnya. lalu ibunya mulai
mengeluarkan suara berisik di telinga saya.
omelannya, bahwa makan di tempat ini sangat mahal dan sangat tidak terjangkau. belum lagi untuk ukuran anaknya yang tidak berprastasi di sekolah. tempat itu bukan tempat murah, untuk pergi dan menikmati waktu di tempat itu harus dengan perjuangan yang berarti, dan defisit
besar jika harus menuruti air mata anaknya yang merengek minta
merasakan makanan di tempat ini. seakan merasakan makanan terenak yang pernah di dapatnya, anak ini sampai tak menggubris apa yang diocehkan ibunya. dan saya sampai tak selera untuk menghabiskan setangkup roti lonjong penuh isi. dengan segera memanggil cleaning service yang kebetulan lewat disebelah saya dan berkata "mas, saya minta tolong, ini dibungkus yah, makasih"
saya masih ingat ketika mama saya menjanjikan makanan serupa apabila saya bisa memperbaiki nilai matematika yang sedang merah saat itu. padahal pada saat itu untuk bisa menuju ke tempat itu sangat membutuhkan perjuangan untuk menembus terik matahari dan beratnya setang motor mengendarai motor dengan bobot anak perempuannya. tetapi saya ingat betul, mama tidak pernah mengungkit-ungkit masalah harga tinggi untuk mendapatkannya. meskipun, hanya ALLOH yang tahu apakah sebenarnya mama merasakan defisit besar atau tidak saat itu.
saya tidak akan menceritakan lingkungan yang saya miliki.
karena saking bosannya. alasan inilah yang mendasari keinginan kuat
untuk menulis tentang pelevelan ini.
level hedonis. mereka memiliki segala sesuatu yang bisa debeli dengan uang. tetapi itulah harga yang harus dibayar karena mereka berfikir keras untuk selalu menjaga kelestarian dan keberlangsungan harta mereka.
belajar memahami, mengerti, dan mencoba memposisikan diri seperti
orang lain merupakan salah satu cara ampuh mensyukuri hidup ini. bukankah menjadi orang yang selalu seperti ini juga sekaligus belajar
untuk mengikis keegoisan diri yang ingin selalu diapresiasi, dimengerti, dan dipahami sementara tak mau tahu atau masa bodoh dengan yang lain.
dengan melihat kebawah kita bisa bersyukur dan dengan melihat keatas kita bisa mendapatkan pemacu hidup untuk terus berusaha dan berdoa.
Langganan:
Postingan (Atom)